Kota Batu, Tugumalang.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong seluruh kepala desa di Jawa Timur berdaya. Salah satunya dengan menjadi desa devisa. Saat ini, jumlah desa devisa di Jatim terus meningkat hingga mencapai 143 desa.
Jumlah mencatatkan Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah desa devisa terbanyak di Indonesia hingga penghujung 2023 ini. Ini menunjukkan jika kepala desa sebagai aktor utama memiliki progres kepemimpinan yang baik.
Menurut Khofifah, kepala desa perlu meningkatkan kembali kompetensinya, tidak hanya dalam bidang kepemimpinan me-manajemen pembangunan, tapi juga tahu bagaiman jejaring itu dijalankan. Sebab itu dalam diklat ini menggandeng ahli dari kampus.

“Kalau hal ini tidak dikonfirmasi terus-menerus ke kepala desa, kita tidak akan tahu perkembangannya. Kita perlu membangun akses untuk berjejaring baik di skala regional, nasional maupun internasional,” kata Khofifah.
Khofifah berharap desa devisa di Jatim terus tumbuh menjamur satu persatu. Khofifah mengerti jika setiap desa memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda. Sebab itu, inovasi dan kreativitas kepala desa dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi di masing-masing desa.
Dicontohkan paling dekat, seperti desa wisata di Kota Batu yang sebenarnya menyimpan banyak potensi. Dengan kepala desa yang baik, maka, desa wisata tersebut akan terus bertumbuh. Seperti sudah teraplikasikan dengan baik di Desa Wisata Pujon Kidul dengan BUMDes-nya hingga BUMDes Desa Sekapuk yang sudah cukup sukses.
“Ini menjadi bukti bahwa ketika pariwisata di sebuah desa dikembangkan, akan memiliki dampak multiplier effect. UMKMnya berkembang, warung-warungnya, usaha souvenir, dan lainnya bisa ikut tumbuh,” ujarnya.
Selain itu, sebagai bentuk penguatan bagi desa yang memiliki potensi untuk bisa menembus pasar luar negeri, Pemprov Jatim juga berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) guna mengembangkan Desa Devisa.
Dijelaskan, desa yang masuk ke dalam Desa Devisa akan mendapat pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Mulai dari pengembangan produknya, pengemasannya, hingga pemasarannya hingga ke pasar mancanegara.
“Jejaring ini penting untuk masyarakat menjual produknya. Dengan begitu, dinamika desa akan terus bergerak. Hal seperti ini perlu ditransformasikan pada kepala desa,” tuturnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko