Tugumalang.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang manargetkan 516.401 pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (Qris) atau 21,30 persen dari target pengguna Qris di Jawa Timur di tahun 2022.
Per Agustus 2022, KPwBI Malang telah mencatat adanya 428.040 pengguna di wilayah kerja mereka, yaitu Malang Raya, Pasuruan Raya, dan Probolinggo Raya.
Kota dan Kabupaten Malang menyumbang 68,71 persen dari seluruh pengguna Qris di wilayah kerja KPwBI Malang. Kota Batu menyumbang 5,57 persen. Sementara Probolinggo Raya menyumbang 10,96 persen dan Pasuruan Raya menyumbang 14,77 persen.
Secara proporsional, KPwBI Malang telah menyumbang sebesar 35,74 persen dari total 1.197.608 pengguna Qris di Jawa Timur.

“Kontribusi wilayah kerja KPwBI Malang ini cukup tinggi untuk transaksi non tunai,” kata Kepala KPwBI Malang, Samsun Hadi.
Target peningkatan jumlah pengguna atau merchant Qris ini dalam rangka mendukung Qris 15 juta pengguna baru di tahun 2022. Di samping itu juga untuk mengurangi peredaran uang palsu.
Untuk diketahui, masih ada peredaran uang palsu di wilayah kerja KPwBI Malang. Di tahun 2022, angka temuan yang palsu kurang dari seribu lembar per bulan. Meski demikian, peredaran uang palsu ini harus diberantas karena merugikan masyarakat.
“Kasihan masyarakat yang tidak mengerti. (Pelaku) biasanya membeli barang di pedagang dengan uang palsu. Mereka mendapat barang dan kembalian berupa uang asli,” kata Samsun.
Upaya pencegahan peredaran ini salah satunya adalah dengan menggalakkan transaksi non tunai, seperti Qris.
“Qris ini salah satu upaya untuk memerangi pemalsuan uang. Karena uangnya masuk dari rekening ke rekening. Sehingga tidak perlu keluar uang tunai,” jelas Samsun.
Di samping itu, upaya lain BI untuk mencegah peredaran uang palsu adalah dengan menerbitkan uang baru emisi 2022 dan mendorong indeks elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD).
“Pemerintah juga kami dorong untuk menggunakan transaksi non tunai,” ucap Samsun.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A