Oleh Irham Thoriq*
Di tengah banjir informasi, kita membutuhkan informasi yang jernih. Di tengah informasi yang berseliweran tak karuan, kita butuh membilas informasi agar tidak banyak “sampah-sampah” yang masuk pada otak kita.
Kita butuh informasi yang tidak hanya enak dibaca, tapi juga penting. Lalu tidak hanya penting, tapi juga harus enak dibaca. Nah, bagaimana jika ada informasi yang tak enak dibaca, juga tak penting. Jika informasi itu terus-menerus menghantam kognitif kita, setiap hari, bahkan setiap saat, maka akan berbahaya bagi kesehatan mental kita.
Karena satu dua alasan inilah, media tugumalang.id (member of Tugu Media Group) mulai pekan ini menghadirkan rubrik khusus, yakni Catatan Aqua Dwipayana. Catatan ini menghimpun semua hal tentang aktivitas dan catatan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.
Semuanya berawal dari koordinator liputan tugumalang.id Bambang Sujatmiko yang mengontak saya beberapa waktu lalu. Intinya, dia ingin catatan yang ditulis oleh doktor komunikasi lulusan Universitas Padjadjaran, Bandung ini selalu ditayangkan di tugumalang.id.
’’Karena catatannya ringan dan enak dibaca,’’ kata Pak Miko, panggilan akrab Bambang Sujatmiko, melalui sambungan telepon.
Selama ini, Aqua Dwipayana memang rutin mengirimkan sejumlah catatan di Komunitas Komunikasi Jari Tangan. Komunitas ini anggotanya adalah orang-orang yang nomor handphone-nya ada di ponsel Aqua Dwipayana. Catatan itu lalu disebar melalui pesan WhatsApp berantai. Total peserta komunitas ini ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Tulisan yang disebar oleh Aqua Dwipayana umumnya hal sederhana dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu catatannya misal tentang ada sejumlah orang yang lupa daratan ketika baru mendapatkan promosi jabatan.
Pada catatan itu, dijelaskan kalau model orang seperti ini nantinya akan menjadi kesepian ketika tidak mempunyai jabatan. Teman-temannya menjauh. Lantaran, karena jabatan dia menjadi sombong sehingga ketika tidak ada jabatan, tidak ada lagi yang bisa disombongkan. Karena itulah, Aqua Dwipayana mengingatkan kita untuk senantiasa rendah hati. Jabatan dan uang hanyalah titipan, nantinya kita akan mengembalikan titipan itu pada Tuhan.
Pada lain waktu, Aqua Dwipayana menulis tentang pentingnya bersyukur. Di era pandemi ini, banyak orang yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Bagi karyawan dan pengusaha yang masih mempunyai pekerjaan dan pemasukan, hal ini perlu disyukuri dan dioptimalkan.
Begitulah tema-tema catatan Aqua Dwipayana. Sederhana, enak dibaca, dan sesuai dengan kebutuhan kita sehari-hari. Kesederhanaan catatan ini, menurut saya, justru menjadi kekuatan tersendiri dari sosok Aqua Dwipayana.
Karena itulah, ketika Pak Miko menyampaikan usulan tersebut, saya langsung mengiyakan. Gayung bersambut, Aqua Dwipayana yang saya hubungi mengiyakan rencana tersebut dan siap rutin mengisi catatan di tugumalang.id. Saat ini, catatan Aqua Dwipayana sudah terdokumentasikan menjadi satu. Bagi yang membaca catatannya, tinggal klik di sini.
Semoga catatan Aqua Dwipayana ini bisa menjadi oase di tengah banjir bandang informasi.
*Penulis adalah Chief Executive Officer (CEO) Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id).