MALANG, Tugumalang.id – Beredar video belasan domba mati di sebuah peternakan di Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Awalnya, kematian mendadak domba-domba ini diduga karena virus.
Dalam video yang beredar, terlihat domba-domba mati ditumpuk di dalam kandang. Beberapa domba lainnya terlihat sudah kaku di dalam kandangnya. Ada pula domba yang masih hidup namun kondisinya lemas.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo membenarkan adanya belasan domba milik peternak di Desa Argotirto yang mati pada Selasa (14/1/2025) lalu. Namun, ia membantah domba tersebut mati karena virus.
“Informasi dokter yang ada di lapangan, (domba-domba) itu keracunan makanan. Itu bukan virus,” kata Eko saat dikonfirmasi, Jumat (17/1/2025).
Baca Juga: Sebaran Virus PMK di Kota Batu Meluas, 36 Ternak Terjangkit, 4 Ekor Mati
Eko menegaskan kematian domba-domba itu bukan karena penyakit mulut dan kuku (PMK). Domba merupakan hewan yang cukup kuat tak mudah terinfeksi virus PMK, tak seperti sapi yang lebih rentan terinfeksi. Di desa lainnya juga belum ditemukan adanya kasus domba terinfeksi virus PMK.
“Domba itu agak kuat,” tegasnya.
Diketahui domba-domba yang mati tersebut merupakan milik warga bernama Mohamad Nasun. Dari 20 domba yang ia ternak, hanya satu ekor yang berhasil selamat dari keracunan.
Eko menduga keracunan tersebut akibat rumput yang dimakan oleh domba tidak dilayukan terlebih dahulu. Rumput yang tidak dilayukan berpotensi memiliki parasit yang berbahaya bagi hewan. Di musim hujan, pertumbuhan parasit lebih cepat karena udara yang lembab.
Baca Juga: 300 Ekor Sapi di Kota Batu Positif PMK, 13 Mati
Ia mengimbau peternak untuk melayukan rumput terlebih dahulu sebelum memberi pakan ternaknya. Pihaknya juga kerap memberikan bimbingan teknis pengelolaan pangan kepada peternak agar mereka bisa memberi pakan yang tepat bagi hewan ternaknya.
“Pokoknya selektif (dalam memberi pakan), kalau bisa ya dilayukan,” ujarnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Redaktur: jatmiko