MALANG, Tugumalang.id – Angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Malang di tahun 2022 mencapai 6,57 persen atau 97.319 jiwa dari total jumlah angkatan kerja di Kabupaten Malang yakni sebesar 1.481.324 jiwa. Angka ini tertinggi dalam kurun lima tahun terakhir.
Solusi untuk menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Malang bisa dengan memperbanyak job fair, mengembangkan agrobisnis, dan memberdayakan UMKM. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Sosial BPS Kabupaten Malang, Maulidiah Niti Vijaya saat melakukan pertemuan dengan Dinas Tenaga Kerja beberapa waktu lalu.
Perempuan yang akrab dipanggil Maul ini menyebut event job fair merupakan momen bertemunya pencari kerja dengan penyedia lapangan kerja. Ia juga menyarankan agar perusahaan yang menjadi peserta job fair diambil dari perusahaan baru atau yang sedang berkembang dan membutuhkan lebih banyak karyawan baru.
Baca Juga: Tren Angka Pengangguran di Kabupaten Malang Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir
“Informasi untuk lapangan kerja melalui job fair lebih diperbanyak. Memang sekarang ada info job fair atau loker secara online. Namun juga diperbanyak dengan yang langsung (offline),” ujar Maul.
Ia juga menyarankan agar ada pengembangan agrobisnis di Kabupaten Malang. Ini disebabkan pengangguran di Kabupaten Malang tak hanya karena kurangnya lapangan pekerjaan di sektor industri, tapi juga di sektor perdagangan dan pertanian. Melalui pengembangan agrobisnis, diharapkan bisa tercipta lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan pertanian dan pengolahan pangan.
Pengurangan pengangguran juga bisa dilekukan dengan memperbanyak event pariwisata yang membuat wisatawan berbondong-bondong datang ke Kabupaten Malang. Dengan demikian, UMKM yang ada di sekitar tempat pariwisata bisa diberdayakan.
“Bukan retribusinya yang dinaikkan, tapi fasilitasnya yang dipenuhi. Misalnya dilengkapi dengan penjual makanan. Kan bisa memberdayakan UMKM,” kata Maul.
Baca Juga: Disnaker Dorong BLK Segera Dibangun Guna Entas Angka Pengangguran
Sementara itu, Kepala Disnaker Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo menjelaskan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk menurunkan angka TPT. Misalnya saja menggelar pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan di Bidang Pelatihan dan Produktivitas juga Bidang Penempatan Tenaga Kerja.
Kemudian Bidang Hubungan Industrial juga telah memiliki program zero conflict yang bertujuan untuk menciptakan iklim industri yang kondusif.
“Jika tidak ada konflik di perindustrian, diharapkan iklim industri menjadi kondusif, tidak ada PHK massal secara sepihak dan jumlah investasi semakin bertambah,” kata Yoyok.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A