MALANG, Tugumalang.id – Seorang anak bernama Anzahrah (3) dilaporkan hanyut di saluran irigasi yang tak jauh dari rumahnya pada Kamis (1/8/2024) sekitar pukul 08.00. Ia hanyut saat bermain dengan kakak dan teman sebayanya di saluran irigasi yang ada di Dusun Karangsono, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Sejak dilaporkan hilang hingga Jumat (2/8/2024) siang, korban masih belum ditemukan. Terpantau tim SAR masih melakukan pencarian terhadap korban di sekitar tempat kejadian musibah hingga 700 meter ke bawah aliran sungai.
Baca Juga: 3 Bocah di Madyopuro Kota Malang Hanyut di Sungai Amprong, 2 Tewas
Kapolsek Pakisaji, AKP Teguh Iman Sugiharto mengatakan korban sempat berpamitan kepada pengasuhnya, Sunarsih (50) sebelum keluar rumah. Ia pamit akan membeli makanan ringan, namun pergi saluran irigasi bersama kakak dan temannya.
Ketika mereka bertiga sampai di saluran irigasi, kakak dan teman korban pergi untuk membeli makanan ringan. Sekembalinya ke saluran irigasi, mereka melihat korban hanyut. Pada saat itu, pintu air yang tak jauh dari lokasi kejadian tengah dibuka sehingga aliran air cukup deras.
“Korban hanyut terbawa aliran air yang cukup deras,” kata Iman.

Mengetahui hal tersebut, teman korban memanggil Sunarsih selaku pengasuh korban. Begitu Sunarsih tiba di lokasi, korban sudah terbawa aliran air.
“Korban hanyut menggunakan baju terusan merah muda,” imbuh Iman.
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Kunjungi Keluarga 2 Bocah Hanyut di Sungai Amprong
Pencarian hari ini dilakukan oleh 35 personel SAR gabungan yang terdiri dari anggota Basarnas Surabaya, TNI, Polri, dan relawan. Mereka terbagi ke dalam tiga SRU. Dua SRU menyisir dari tempat kejadian musibah hingga aliran air yang ada di bawah. Sementara satu SRU menyisir di daratan.
Hasil pencarian sementara, petugas menemukan satu sandal berwarna biru milik korban. Sandal ini ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi korban hanyut.
“Untuk barang bukti, sementara yang kami temukan itu sandal yang sebelah saja,” kata Komandan Tim Basarnas Surabaya, Bayu Prasetyo.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan tubing, alih-alih perahu karet atau perahu rafting seperti biasa. Mereka juga berkoordinasi dengan pengelola perairan setempat untuk mengetahui jadwal buka tutup pintu air.
“Kalau untuk proses pencarian ini sementara (pintu air) kami buka. Kemarin sudah kami tutup. Karena tidak bisa ditutup terus, jadi bergantian,” pungkas Bayu.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko