Tugumalang.id – Pada 23 Maret 2023 mendatang, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) akan memasuki usia gerakan ke-69. Sebagai gerakan yang berwatak kerakyatan (marhaenis), GMNI Malang menggelar giat-giat kemasyarakatan untuk memperingati ulang tahun tersebut.
Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Malang (DPC GMNI Malang) sebagai salah satu cabang organisasi nasional tersebut terus berupaya agar marwah organisasi bisa terjaga.
Menyongsong ulang tahun organisasi yang ke-69, GMNI Malang membuat giat kerakyatan dengan turun langsung ke masyarakat atau biasa dikenal “turun ke bawah” (turba) di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pada giat yang berlangsung selama 3 hari tersebut, GMNI Malang berfokus pada kegiatan belajar bermasyarakat, analisis sosial hingga merumuskan rencana jangka panjang proses advokasi kerakyatan.
Mengangkat tajuk “bekerja, makan dan tidur bersama rakyat” GMNI Malang mengirim setidaknya 23 kadernya untuk hidup di rumah masyarakat (live in).
“Kader-kader kita sebar untuk tinggal di rumah masyarakat, kita imbau mereka untuk membantu pekerjaan masyarakat, makan apa yang masyarakat makan dan tidur di rumah yang mereka tumpangi,” ujar Ketua Bidang Organisasi GMNI Malang, Faizal, dalam rilisnya pada Tugumalang.id.
Sebelum terjun bermasyarakat, pada hari pertama kegiatan, Jumat (10/3/2023) para kader GMNI mendapatkan pembekalan materi terlebih dahulu tentang advokasi dan realitas masyarakat desa.
“Iya ada pembekalan dulu di hari pertama. Ada 2 materi yang intinya tentang bagaimana mengadvokasi rakyat, dan bagaimana realita kehidupan masyarakat desa,” lanjut alumnus sejarah UM tersebut.
Para kader GMNI yang menjadi peserta Turba disebar ke 3 dusun yang ada di Desa Selorejo, di antaranya Dusun Gumuk, Krajan dan Selokerto.
Ketua Bidang Kesarinahan (Bidang Keperempuanan) GMNI Malang, Veronika menyampaikan, bahwa tujuan giat Turba ini adalah agar para kader bisa belajar bermasyarakat sembari melakukan analisis sosial untuk inventarisasi potensi dan permasalahan yang ada di Selorejo.
“Output jangka panjangnya memang kami (GMNI Malang) akan memfokuskan advokasi kerakyatan di Desa Selorejo. Marwah organisasi ini ya di giat akar rumput (kerakyatan). Ya semoga GMNI Malang bisa menjadi mitra yang akan membuat Desa Selorejo bertumbuh,” ujar wanita yang kerap dipanggil Erni tersebut.
Desa Selorejo memang terkenal dengan berbagai potensi yang ada di sana. Mulai dari potensi alam, pertanian, budaya hingga sosial masyarakatnya.
“Selorejo sangat kaya akan potensi. Bahkan bisa dibilang di sini adalah jantung perairan dan paru-paru Malang Raya. Bagaimana tidak, hutan-hutan yang ada di sini adalah penghasil air yang mengalir sampai ke berbagai daerah di Malang, bahkan Jawa Timur. Maka dari itu GMNI harus terlibat dalam upaya ini, gerakan konservasi alam ini,” imbuhnya.
Selama 2 hari bermasyarakat, para kader GMNI membantu berbagai pekerjaan sembari menganalisa masyarakat.
“Sudah ada inventarisir dari analisis awal potensi dan masalah di Selorejo. Tindak lanjutnya GMNI Malang akan mengolah dan memperdalam data yang ada untuk kemudian kita tarik solusi dan inovasi untuk kita tawarkan ke desa,” tambah Mahasiswa Pascasarjana Unitri tersebut.
Dilansir dari Instagram resminya (@gmnimalang), GMNI Malang akan mengadakan beberapa rangkaian giat untuk menyambut ulang tahun ke-69 GMNI, seperti turun bawah, screening kesehatan gratis, buka bersama anak yatim, konservasi alam hingga rembuk bersama masyarakat desa.
“Live in 3 hari ini awal dari proses advokasi GMNI malang. Targetnya semoga bisa maksimal dan konsisten dalam advokasi di Selorejo sebagai desa mitra kami (GMNI Malang),” katanya.
Dalam pembukaan giat yang dilaksanakan di Pendopo Kantor Desa Selorejo tersebut juga dihadiri oleh perwakilan perangkat Desa Selorejo, pegiat konservasi, para petani hutan hingga para alumnus GMNI.
Editor: Herlianto. A