Aqua Dwipayana*
Kamis tadi siang (27/5/2021) begitu tiba di rumah Bogor sekitar pukul 14.20 saya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada TUHAN. Setelah empat hari berada di Papua dengan agenda Sharing Komunikasi dan Motivasi sebanyak tujuh sesi yang dihadiri total ribuan orang serta silaturahim kepada banyak orang.
Sebelumnya sekitar pukul 12.30 pesawat Garuda Indonesia GA 657 yang saya naiki dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Setelah terbang tanpa henti sekitar 4,5 jam. Lebih cepat 20 menit dari rencana 4 jam 50 menit.
Begitu keluar dari pintu pesawat, telah menunggu Senior Manager Garuda Indonesia Bandara Soekarno-Hatta Sunaryo yang didampingi tiga orang jajarannya. Sunaryo yang merupakan teman akrab saya, hubungan kami sudah seperti saudara kandung, adalah “penguasa” Garura Indonesia di terminal 3 Bandara itu.
Berkat bantuan Sunaryo dan jajarannya, semua urusan saya di Bandara Soekarno-Hatta lancar sekali. Mulai dari laporan eHAC untuk kepentingan Kementerian Kesehatan, pengambilan bagasi, hingga ke tempat taksi buat ke Bogor.
Sunaryo menawarkan mobilnya untuk mengantarkan saya ke Bogor. Namun saya tolak dengan alasan kepraktisan. Juga agar tidak merepotkan beliau.
Hal paling mewah yang saya rasakan begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta adalah “melimpahnya” sinyal telepon genggam. Itu terasa mahal sekali selama di Papua karena sangat sulit diperoleh sejak adanya gangguan kabel laut di bumi Cenderawasih pada Kamis (30/4/2021) lalu.
Selama empat hari di Papua, Senin-Kamis (24-27/5/2021) saya lebih banyak “puasa” komunikasi lewat WA. Masalahnya sinyal telepon buat WA susah didapat. Adanya hanya di daerah tertentu yang jumlahnya terbatas.
Buku Trilogi The Power of Silaturahim
Begitu tadi siang menyalakan telepon genggam, secara bertahap dan cepat masuk ratusan pesan. Satu-persatu saya balas. Itu saya lakukan selama di taksi, sehingga perjalanan Bandara Soekarno-Hatta ke rumah Bogor terasa cepat.
Tadi pagi saat sarapan di Hotel & Resort Suni Garden Lake Sentani, saya banyak ketemu pejabat militer. Mereka mendampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Hadi dan Sigit melakukan kunjungan kerja di Papua selama dua hari, Rabu-Kamis (26-27/5/2021) ini.
Para pejabat militer yang ketemu saya di antaranya adalah Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Agus Rohman, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) III Laksda TNI Dadi Hartanto, Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) X Jayapura hari Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho, dan Komandan Lanud (Danlanud) Silas Papare Marsma TNI Budhi Achmadi.
“Pangling saya sama Mas Aqua. Apalagi sudah lama kita tidak ketemu,” ujar Agus ramah saat pertama kali melihat saya.
Mantan Pangdam XVI/Pattimura itu sama sekali tidak menyangka ketemu saya di tempat tersebut. Kepada Agus, saya infokan bahwa sudah lama tidak komunikasi dengannya lewat WA karena tanpa disadarinya WA saya terblokir dari telepon genggamnya.
“Maaf Mas Aqua, beberapa waktu lalu telepon genggam saya ada masalah. Akibatnya kontak WA dengan banyak orang hilang. Nanti saya cek ya,” lanjut Agus sambil sarapan.
Sedangkan sama Dadi yang rendah hati, saya baru pertama kali ketemu. Kepada laki-laki kelahiran Jember, Jawa Timur itu saya berikan buku trilogi The Power of Silaturahim. Dadi senang sekali menerima semua buku itu.
“Pas banget ini Pak Aqua. Saya baru berencana minggu depan mau beli beberapa buku. Eh, sekarang dapat banyak buku dari Pak Aqua. Insya ALLAH semua bukunya saya baca. Terima kasih atas buku-bukunya,” ujar Dadi yang mengatakan sudah lama mendengar nama saya. Namun ketemunya baru hari ini.
Banyak Belajar Selama di Papua
Kemudian Yeheskiel mengatakan kepada Dadi, “Pak Aqua ini dulu dosen saya di Sesko TNI. Kemarin pagi (Rabu-pen) beliau ke rumah saya. Tapi kami tidak ketemu. Lewat ajudan, Pak Aqua menitipkan banyak buku ke saya.”
Saya kemudia mohon pamit kepada mereka. Saya melanjutkan kegiatan silaturahim ke rumah anggota Bawaslu Papua Ronald Manoach. Dia adalah keponakan toko Papua almarhum Theis Hiyo Eluay.
Hanya sebentar di sana. Selanjutnya menemui Wadanrindam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Riksani Gumai di kantornya. Laki-laki yang ramah itu menjamu saya dengan pisang goreng kipas makanan khas Papua yang rasanya enak sekali.
Mantan Komandan Brigade Infanteri Para Raider 17/1 Kostrad Ke-29 itu mengajak saya jalan-jalan ke Tugu Mac Arthur dengan pemandangan indah Danau dan Bandara Sentani. “Dulu Mac Arthur biasa duduk di tempat itu sambil memikirkan rencana penyerangan di Papua,” ujar Riksani sambil menunjuk ke satu tempat yang sekarang dijadikan untuk duduk sambil santai.
Begitu stafnya menginfokan bahwa pesawat Garuda Indonesia yang saya naiki sudah mendarat, kami bergegas ke Bandara Sentani. Semua urusan tiket dan bagasi saya diurus anggotanya dan pejabat Garuda Indonesia di Bandara itu.
“Selamat jalan Mas Aqua. Semoga perjalanannya lancar dan tiba dengan selamat di rumah. Salam hormat buat keluarga,” kata Riksani saat melepas saya menjelang masuk pesawat.
Alhamdulillah semuanya lancar sekali. Baik Sharing Komunikasi dan Motivasi maupun silaturahim ke teman-teman. Saya banyak belajar selama di Papua.
Semoga semua kegiatan di Papua bernilai ibadah. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>Dari Bogor setelah tadi tadi lama istirahat sesaat sesudah tiba di rumah dari Papua, saya ucapkan selamat mensyukuri semua kemudahan yang diperoleh. Salam hormat buat keluarga. 23.15 27052021😃<<<
*Doktor Komunikasi, Motivator Nasional, Penulis Buku Trilogi The Power of Silaturahim