Tugumalang.id – Sebaran awan panas guguran (APG) Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) menimbulkan kerusakan parah. Warga terutama di enam desa paling terdampak memilih untuk meninggalkan rumah dan mengungsi.
Pantauan Tugu Malang ID di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, pada Minggu (5/12/2021) sekira pukul 10.00 WIB, warga mulai berlomba-lomba menyelamatkan harta benda mereka. Mulai dari kasur, perabot rumah tangga, hingga hewan ternak.
Mereka berpacu dengan waktu menyelamatkan sisa harta benda mereka. Seperti dilakukan Sopan (57). Mata pria tersebut tampak berkaca-kaca saat ditanyai tentang kondisi rumahnya yang jaraknya dengan aliran lahar sepelemparan batu.

”Waduh udah rusak. Ngungsi saja. Mau gak mau ya harus ngungsi. Kalau maksa tidur di sana ya gimana udah rusak dan banyak abu kayak gitu,” ujar dia.
Tidak hanya dia, warga lain berpikiran sama untuk mengungsi. Berbeda dengan erupsi pada tahun 2019 silam di mana kondisi rumah hanya tertutup abu vulkanik berukuran tipis. Aliran lahar juga tidak sampai naik ke pemukiman warga.
Namun untuk kejadian tahun 2021 ini, material debu vulkanik berkisar setebal 2-3 sentimeter dan akhirnya merusak bahkan merobohkan atap rumah warga.
”Kemarinkan juga anginnya kenceng. Pohin-pohon semua patah,” kata Najib, seorang warga lainnya.
Informasi dihimpun, kerusakan parah juga terjadi di wilayah Kecamatan Candipuro, persisnya ada di sisi timur sungai Curah Kobokan. Sejumlah rumah dan kendaraan milik warga ikut terpendam material vulkanik hingga menyisakan atap rumahnya saja.
Ada enam desa terdampak ada di dua kecamatan yakni di Kecamatan Pronojiwo mencakup Desa Supiturang, Desa Sumberurip, Desa Oro-Oro Ombo dan Desa Pronojiwo. Sementara di Kecamatan Candipuro yang terletak di sisi timur Jembatan Gladak Perak mencakup Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Kasi Kedaruratan BPBD Jatim, Satrio Nurseno mengatakan bahwa pihaknya tengah fokus melakukan evakuasi penduduk dan pelayanan kebutuhan dasar seperti pengungsian, pemulihan psikis korban bencana, dan lain-lain.
”Untuk pemulihan fasilitas dan lain-lain menyusul jika situasi kondusif. Kami imbau warga untuk tidak lagi kembali ke rumah dan menetap di posko-posko pengungsian,” jelasnya.
Dilaporkan, ada sekitar 1.250 warga di Kabupaten Lumajang terpaksa mengungsi di sejumlah titik yang tersebar di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Candipuro.
Hingga saat ini, untuk kerugian materil akibat peristiwa ini masih dilakukan pendataan. Untuk korban jiwa meninggal dunia tercatat ada 13 orang dan 41 orang mengalami luka bakar. Semua sudah ditangani. Data ini akan terus dimutakhirkan.
Pantauan secara visual menunjukkan awam panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru juga berhenti.
BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti