Tugumalang.id – Meski urung direalisasikan pada tahun ini, rencana megaproyek kereta gantung terus dibahas. Terbaru, perusahaan penyedia transportasi kereta gantung (Cable Car) dari Austria, Doppelmayr kembali mempresentasikan rancangan terbarunya. Menurut mereka, rancangan ini lebih ideal untuk pariwisata di Kota Batu.
Perwakilan Doppelmayr, Hans Tost menjelaskan bahwa kereta gantung di Indonesia memang belum pernah ada diterapkan. Negara terdekat yang sudah memakai kereta gantung ada di Vietnam. Di sana, kereta kabel itu dibentangkan melewati pantai. Berbeda jika diterapkan di Kota Batu yang memiliki kontur alam pegunungan.
”Jadi, menurut kami yang ideal adalah kereta cable liner. Jika jadi, nanti kapan pembangunannya menyesuaikan kesiapan kontraktor,” kata dia
Menurut penjelasannya, kereta gantung cable liner cukup efektif secara mobilitas. Satu unit kereta kabel setara dengan 100 bus. Selain itu, kereta kabel bisa mengangkut 500 orang per jamnya. “Untuk sekali jalan, sangat efektif,” papar Hans.
Kendati demikian, perencanaan ini masih belum ditemui kesepakatan terkait rencana pembangunan. Dalam hal ini, pihaknya hanya sekedar memaparkan penjelasan teknis terkait kereta kabel.
Komisaris Utama PT Among Tani Indonesia (ATI), Tomy B Satrio mengatakan bahwa kereta kabel ini direncanakan memiliki rute dari Coban Putri hingga Desa Tlekung. Panjangnya mencapai 1.5 kilometer dengan dua tower sebagai penyangga kabel keretanya.
“Untuk saat ini masih dalam tahap pembahasan, termasuk tata letak stasiunnya,” terang Tomy.
Jika terealisasi, diperkirakan untuk membangun kereta gantung ini membutuhkan biaya Rp 98 miliar untuk rute sepanjang 1 kilometer. Nilai itu cukup fantastis. Namun, kata Tomy, itu bisa dipenuhi jika seluruh penduduk Kota Batu menjadi investornya.
”Itu sebabnya kami juga menembusi ke para kepala desa dan lurah untuk mensosialisasikan hal ini,” kata dia.
Nantinya, kereta kabel tersebut akan memiliki daya kecepatan sekitar 18 km/jam. Pembangunan kereta kabel diperkirakan memakan waktu sekitar 17 bulan. Prosesnya terbagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama yakni persiapan prasarana terdiri dari desain, pekerjaan sipil, pembuatan stasiun, dan pondasi selama delapan bulan.
Tahap kedua mencakup melengkapi sarana seperti melakukan pengadaan tower kabin, mesin kabel, pekerjaan teknik, bahan pendukung instalasi.
Sementara tahap ketiga yakni pemasangan kabin yang memerlukan waktu sekitar delapan bulan pengerjaan.
”Tentunya megaproyek ini akan membuat Kota Batu menjadi pionir kereta gantung pertama di Indonesia. Ini akan menjadi satu-satunya di Indonesia,” katanya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id