Tugumalang.id – Banyaknya kasus kecelakaan air (laka air) atau orang tenggelam di Sungai Brantas yang mengaliri wilayah Malang Raya belakangan ini menjadi atensi banyak pihak. Kesiapsiagaan akan hal ini perlu dipersiapkan secara terstruktur.
Untuk itu, sinergitas bersama antara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) dengan pemerintah daerah, stakeholder dan unsur potensi SAR lainnya perlu ditingkatkan. Dengan begitu, upaya pencarian dan pertolongan bisa berjalan efektif dan efisien.
Sinergitas itu menjadi bahasan utama dalam Rakor Basarnas Surabaya yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur pada Kamis (2/11/2023). Rakor ini juga membahas terkait rencana kontijensi kondisi membahayakan manusia orang tenggelam di Sungai Brantas.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Debit Air di Hulu Sungai Brantas Tetap Mengalir
Harapan dari rencana kontijensi ini tercapai sebuah kesepahaman dan kesepakatan antar unsur potensi SAR saat menjalankan operasi SAR gabungan. Mulai tahap sadar situasi emergency (darurat), pelaksanaan upaya pencarian, pertolongan hingga debriefing tim SAR Gabungan.
Jika kesepahaman itu tercipta, maka kesiapsiagaan atau Quick Action tim SAR Gabungan tidak hanya cepat tanggap, tapi juga berjalan efektif. Sebab itu, dalam rakor ini melibatkan puluhan peserta terdiri dari TNI POLRI, instansi, stakeholder, dan berbagai unsur potensi SAR di Jatim.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, juga turut hadir dalam kegiatan ini. Aries mendukung upaya perkuatan sinergitas antar Pemda dengan Basarnas utamanya terkait kondisi penyelamatan orang tenggelam. Apalagi, Kota Batu menjadi hulu dari Sungai Brantas yang juga tidak sekali dua kali terjadi laka air.
Bahkan, Aries juga menuturkan pengalamannya bersama Basarnas dan tim SAR gabungan yang mencari orang hilang diduga hanyut dari sungai Coban Talun beberapa waktu lalu. Saat itu, upaya tim Basarnas cukup optimal sehingga tidak sampai 2 hari dapat menemukan korban.
Baca Juga: Gubernur Jatim Gercep Cegah Potensi Banjir dan Dampak El Nino di Malang
“Saya mendukung sekali sinergitas pelaksanaan operasi SAR ini. Apalagi, Kota Batu secara topografi juga memang mempunyai potensi bencana yang tinggi. Artinya, kesiapsiagaan dan penyelamatan harus lebih baik lagi,” jelas Aries.
Lebih lanjut, memasuki musim penghujan, pihaknya juga sudah menyusun rencana dan mitigasi untuk mengantisipasi kejadian darurat. Kata Aries, rencana kontijensi perlu diperkuat terlebih Kota Batu juga pernah dilanda banjir bandang 2 tahun lalu. “Kami berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi bersama Basarnas terkait hal ini,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Operasi Basarnas, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso, berharap dari rakor ini bisa memperkokoh sinergitas yang sudah terjalin baik selama dalam operasi gabungan pencarian dan pertolongan orang tenggelam di Malang Raya.
“Dengan SDM yang ada dan wilayah kerja Basarnas yang luas, menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk memperkuat sinergitas dan soliditas dengan seluruh pihak manakala terjadi kejadian. Sehingga dalam operasi SAR ini tidak sampai menimbulkan korban,” kata Edy.
Menurut Edy, tingkat resiko kecelakaan air di wilayah Malang Raya diakuinya sangat tinggi. Selama 2023 ini saja, Basarnas telah menjalankan 120 operasi SAR pencarian orang di Jawa Timur. Terakhir, Basarnas terlibat dalam operasi pencarian orang hilang tenggelam tersapu ombak di Pantai Malang selatan.
Sebab itu, perlu dilakukan mitigasi dan komunikasi yang baik. Sejauh ini, sinergitas itu sudah terjalin bagus sekali. Hanya saja memang ada beberapa catatan yang perlu dievaluasi.
“Kami berharap dari rakor ini dapat menjadi sarana konsolidasi antara Kantor SAR Surabaya dengan stakeholder lain, khususnya di Malang Raya. Dengan begitu, upaya pencarian dan pertolongan yang dijalankan bisa berjalan efektif,” harapnya.
Pembukaan Rakor ditandai dengan pemukulan gong oleh Direktur Operasi BASARNAS, Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso dan didampingi PJ Walikota Batu, Aries Agung Paewai dan Kepala Kantor SAR Surabaya, Muhamad Hariyadi.
Dalam rakor itu juga mendatangkan 3 narasumber yaitu Direktorat Operasi Basarnas. Mayor Arh Bambang Riyanto yang juga Kasi Operasi Korem 083/BDJ. Ia memaparkan tentang peran dari unsur Korem dalam setiap operasi SAR.
Lalu ada Anung Suprayitno selaku Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur yang memaparkan tentang potensi bencana hidrometeorologi di Malang Raya dan Hari Adi Purnomo dari Dirops Basarnas memaparkan tentang sistem SAR dalam pelaksanaan operasi SAR.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A