MALANG | TuguMalang.id – Bakso dan kopi asal Malang akan dikenalkan kepada warga Prancis melalui Village International de la Gastronomie. Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi arek-arek Malang karena akhirnya kuliner khas Malang bisa mendunia.
Jika diterjemahkan, nama pameran ini bisa berarti kampung gastronomi internasional. Melalui acara tersebut, berbagai makanan khas dari puluhan negara akan dipamerkan dan dikenalkan pada warga setempat dan wisatawan.
Village International de la Gastronomie diselenggarakan sejak tahun 2016 dan selalu berhasil menarik puluhan ribu pengunjung. Tahun ini, Village International de la Gastronomie didukung langsung oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan diselenggarakan pada 1-4 September 2022 di Jardin du Trecadéro, Paris.

Nantinya pengunjung akan bisa menikmati bakso dan kopi Malang di tepi Sungai Seine dan langsung memandang ke arah Menara Eiffel.
Arie Aripin, pengusaha asal Sawojajar, Kota Malang adalah orang yang berjasa dalam membawa bakso dan kopi khas Malang ke salah satu pameran gastromi terbesar di dunia tersebut.
Ia akan menyediakan bakso dan kopi dari usaha kuliner yang ia bangun, yaitu Show Bakso dan Kopi Tugu.
Menurutnya, bakso dan kopi tak hanya sekedar menawarkan rasa yang nikmat, tetapi juga cerita yang menarik sehingga pengunjung penasaran untuk mencicipinya.
Bakso sendiri sangat lekat di hati masyarakat Indonesia, tak peduli status sosial, status ekonomi, usia, dan daerah asal.
“Orang miskin makan bakso, pejabat makan bakso, istana makan bakso, pernikahan siapa pun ada menu bakso,” ujar Arie.
Untuk kopi, meskipun minuman tersebut sudah populer di seluruh dunia, namun kopi khas Malang memiliki cerita tersendiri.
“Kopi yang berasal dari Malang ini tumbuh di atas batu-batu. Orang akan bertanya-tanya, ‘Mana ada kopi tumbuh di atas batu?’ Batunya ada di dalam tanah karena di Malang pernah ada lahar besar. Makanya tanah di Malang kaya mineral,” jelas Arie.

Selain itu, alasan Arie mempromosikan kopi khas Malang adalah saat ini kopi menjadi komoditas primadona yang harganya setara dengan emas.
“Kopi yang termahal harganya setara dengan emas. Harganya ditentukan per gram. Wine yang dibilang luxury saja masih dihargai per botol. Ini per gram,” kata Arie.
Meskipun ia seorang pengusaha, Arie menyanggupi hadir di pameran ini bukan untuk meraup untung. Ia murni hadir karena ingin mempromosikan kuliner khas daerah, khususnya Malang. Diharapkan ke depannya bakso dan kopi Malang bisa lebih dikenal di kancah internasional.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id