Komoditas ikan hias dalam negeri selama tahun-tahun terakhir terus melesat, bahkan menjadi andalan menyokong perekonomian di kala pandemi COVID-19, termasuk di Malang, Jawa Timur. Seiring waktu, masalah mulai muncul karena ikan hias rentan kena penyakit selama perjalanan pengiriman. Namun, TIKI sebagai perusahaan ekspedisi telah memiliki jawabannya.
Tugumalang.id – Kelegaan terpancar dari raut wajah Rifky Edgar (31), salah satu pengusaha ikan hias jenis cupang di Malang, Jawa Timur. Pria yang akrab disapa Edgar itu merasa lega karena prospek bisnis ikan cupang yang dilakoninya sejak tahun 2020 lalu saat wabah COVID-19 menyerang masih cerah sampai sekarang.
Edgar yang ditemui tugumalang.id sedang mengganti pH air untuk menetralkan kualitas air untuk habitat ikan cupangnya itu, bersyukur karena ada jasa ekspedisi yang sangat membantu keberlangsungan ekonomi para pengusaha ikan hias.
TIKI, di mata pengusaha ikan hias tentunya menjadi ekspedisi andalan karena sangat membantu mata pencaharian mereka. Rifky Edgar menjadi salah satu breeder di Malang yang mengakui hal itu. Berkat TIKI, ikan cupang hias hasil budidayanya bisa dikirim ke seluruh pelosok daerah Indonesia.
”Apalagi menurut saya harga ongkos kirimnya juga terbilang murah. Karena yang kita jual belikan inikan makhluk hidup, biasanya saya sarankan ke buyer itu pakai layanan ONS (One Night Service), sehari udah sampai,” ungkapnya, pada Rabu (17/8/2022).
Menurut Edgar, tak semua jasa ekspedisi menerima pengiriman hewan. Jasa pengiriman hewan yang dimiliki TIKI tentu menjadi keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan jasa ekspedisi lain. Apalagi, kini TIKI juga memfasilitasi jasa karantina ikan.
Perusahaan ekspedisi dengan nama PT Citra Van Titipan Kilat ini menjadi satu-satunya perusahaan jasa kurir yang mendapat izin membangun Instalasi Karantina Ikan sejak lama bekerjasama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Fasilitas karantina ini semakin menambah daftar pelayanan yang memanjakan para penghobi dan pengusaha ikan hias. Mereka tak perlu khawatir ikannya tertular atau membawa penyakit selama dalam perjalanan pengiriman. Selain itu, fasilitas ini juga membantu pengawasan terhadap peredaran ikan invasif berbahaya.
Berkat TIKI, hampir semua pengiriman ikan cupang hasil budidayanya selalu sampai dengan kondisi sehat ke tangan pembeli. Kebanyakan, pesanan ikan hias yang dia kirim datang dari dalam pulau Jawa. Paling jauh, Edgar pernah mengirim ikan sampai Bali hingga Kalimantan.
”Saya akui kalau kirim-kirim ikan atau hewan lewat TIKI gak ribetlah. Kita udah gak perlu kuatir lagi ikan mati atau kena penyakit. Sejauh ini, kiriman ikan saya aman semua kok. Gak ada yang failed (gagal),” ucap pria asal Muharto, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ini.
Segala kemudahan fasilitas yang diberikan TIKI membuat Edgar berterima kasih. Tanpa layanan spesial TIKI, dia tidak membayangkan apa jadinya bisnis yang dia tekuni untuk menambah pundi-pundi uang keluarga kecilnya itu.
”Sejauh ini saya kira TIKI cukup berjasalah di dunia penghobi ikan hias. Kalau harapan saya sih simpel saja. Soal harga, mungkin bisa lebih kompetitif lagi agar bisa bersaing dengan kompetitor lain. Karena memang hanya TIKI, satu-satunya ekspedisi andalan pengusaha ikan hias,” ucapnya.
Edgar sendiri melakoni beternak ikan cupang sudah sejak September 2020. Hingga saat ini, dia sudah bisa mengembangbiakkan ikan cupang berbagai jenis. Dalam sekali panen, dia mampu menghasilkan sekitar 70-80 ekor.
Meski sempat meredup, Edgar buktinya masih tetap bertahan di jalurnya sampai sekarang. Lewat akun Instagram @cupangedan_mlg, biasanya dalam seminggu sekali, ia melakukan jual beli cupang lewat sistem lelang. Konsumennya beragam, mulai seputaran Malang hingga meluas ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Edgar adalah salah satu dari ribuan pembudidaya ikan hias di Indonesia yang ikut menuai kejayaannya berkat peran TIKI. Bahkan, dari ikatan rantai support system yang kuat ini, mampu mengantar bisnis ikan hias menjadi komoditi andalan masyarakat dalam menopang perekonomian selama pandemi.
Situasi ini diakui oleh Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, di mana ketika pandemi menekan berbagai sektor usaha, namun tidak bagi para pembudidaya ikan hias. Mereka justru dapat bertahan bahkan berjaya di kemudian hari.
KKP mencatat dalam beberapa tahun terakhir, produksi ikan hias nasional terus mengalami peningkatan dari 1,19 miliar ekor pada tahun 2017 menjadi 1,22 miliar ekor di tahun 2018 hingga tumbuh menjadi 1,28 miliar ekor dengan nilai mencapai Rp19,81 miliar pada tahun 2019.
Selain itu, sejak tahun 2012-2019, ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari 21 juta dolar AS menjadi 33 juta dolar AS. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia di antaranya menuju ke China, Amerika, Jepang, Inggris, Singapura, Korea, dan Australia.
Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti menuturkan bahwa di tahun ke-52 ini, TIKI sebagai perusahaan ekspedisi di bidang jasa kurir dan logistik memahami peranannya dalam menopang roda perekonomian terutama di masa krisis pandemi dalam beberapa tahun terakhir.
”Sebisa mungkin kami saling bahu-membahu dan bergerak bersama dalam memberikan pelayanan secara prima dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat luas,” ujarnya.
Di tengah iklim bisnis kurir yang terus menjamur hari ini, berbagai macam strategi pelayanan dijalani TIKI demi membahagiakan pelanggan. Yuliana juga tak memungkiri jika tumbuh suburnya bisnis ikan hias tak lepas dari berbagai kemudahan pelayanan yang diberikan TIKI.
Sejumlah fasilitas pelayanan yang diberikan mulai fasilias akuarium dan sarana lain seperti oksigen, filter air, dan lain-lain sesuai standar pengelolaan penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB).
Para pengusaha ikan hias juga dimudahkan dengan pemeriksaan fisik atau uji lab kiriman ikan melalui TIKI dari jarak jauh tanpa perlu ribet menuju kantor BKIPM setempat. ”Proses ini dapat mempersingkat waktu dan mempermudah proses pengurusan dokumen karantina,” jelasnya, dikutip dari keterangan persnya.
Selain itu, ketentuan pengiriman minimum seberat 10 kilogram yang sebelumnya menjadi peraturan maskapai sejak April 2022 lalu, telah dihapus. Dengan begitu, tagihan ongkos kirim terhadap pengirim yang ditagihkan hanya sebesar berat riil kiriman atau minimum 1 kilogram saja.
Tak hanya itu, biaya pengurusan surat karantina ikan yang pada aturan lama memiliki beberapa kelompok biaya bergantung pada tiga kelompok minimum berat, sekarang disamaratakan (flat rate) sebesar Rp45.000. Tentunya, hal ini akan semakin meringankan komponen biaya kiriman yang harus ditanggung pihak pengirim maupun pembeli.
“Sebagai pionir dalam pelayanan kiriman ikan hias, TIKI terus berupaya untuk menjadi mitra pengiriman yang handal. Semua sudah kami lakukan dengan berbagai macam layanan yang kami hadirkan. Semoga dapat membantu terus menggeliatkan bisnis komoditas ikan hias di Indonesia,” tandasnya.
Berdiri sejak 1970 silam, total jaringan operasional TIKI sudah mencakup di 66 kota besar di seluruh Indonesia, didukung lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 4.000 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan.
Setelah 52 tahun berdiri, cakupan area pelayanan TIKI sudah menjangkau di 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia – menjadikannya sebagai perusahaan jasa pengiriman milik swasta dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia.
Perusahaan ini juga sudah bisa melayani 90 persen dari total 514 wilayah kota/kabupaten di Indonesia. Dan mayoritas dari 83.381 kelurahan/desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI.
Di tahun ke-52 ini, TIKI terus memperluas jaringan distribusi hingga ke luar negeri melalui layanan INT (internasional) dengan jaringan pengiriman yang telah mencakup di 235 negara.
”Sebisa mungkin kami terus berkontribusi melayani masyarakat di tiap daerah. Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pelayanan pengiriman barang secara lebih fleksibel,” pungkasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id