Tugumalang.id – Gaung keadilan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 di tengah bergulirnya kompetisi Liga 1 2023-2024 masih terasa. Arema FC menjadi salah satu klub yang juga ikut meramaikan kompetisi itu, meski kiprahnya dalam mengusut tuntas keadilan masih menjadi sorotan banyak pihak.
Sorotan tajam terhadap Arema FC terkait kontribusi mereka dalam menegakkan keadilan bagi suporter Aremania sendiri masih dipertanyakan. Seperti dituturkan salah satu Aremania Kabupaten Malang, Libra, yang mengaku kecewa dengan klubnya sendiri.
Sebagai pendukung setia, Libra sangat kecewa melihat Arema FC yang hingga kini terkesan masih membiarkan keluarga para korban berjalan sendirian dalam memperjuangkan hak keadilannya.
Baca Juga: Drama 6 Gol, Arema FC Bermain Imbang Lawan Persib Bandung
“Tanpa mengurangi rasa hormat, sikap Arema FC yang saya banggakan hingga kini hanya sebatas ucapan bela sungkawa dan santunan finansial. Tim kebanggaan kita yang selama ini kami bela mati-matian ternyata tidak menunjukkan spirit Salam Satu Jiwa yang sesungguhnya,” tegas Libra pada tugumalang.id, Senin (10/7/2023).
Menurut Libra, slogan Salam Satu Jiwa yang dianut klub kini hanya sekedar menjadi jargon. Padahal, faktanya, keluarga hingga hari ini masih berjuang untuk mendapatkan keadilan. Tidak hanya bagi anak mereka semata, tapi juga 135 nyawa suporter lainnya.

Manajemen dan tim seharusnya berjalan berdampingan dengan keluarga korban dan suporter untuk hal itu. Faktanya, keadilan yang ada pasca putusan vonis terhadap pihak bertanggung-jawab masih jauh dari kata adil.
Malah hari ini, sambung Libra, kompetisi Liga 1 yang dinilai bermasalah tetap digulirkan, termasuk Arema FC sebagai pesertanya. Menyikapi hal ini, Libra sadar bahwa selama ini suporter hanya dijadikan komoditas bisnis semata.
Baca Juga: Arema FC Tumbang 1-0 Lawan Dewa United di Laga Perdana Liga 1
“Karena sejatinya kita yang selamat tidak benar-benar selamat. Hati dan pikiran kami masih berkecamuk. Batin kami hancur mengingat saudara-saudari kami yang gugur malam itu. Kebacut! Kami hanya minta keadilan saja bagi teman-teman kami,” ujarnya kecewa.
Kekecewaan juga datang dari salah satu keluarga korban tragedi, Jovan Farelino Pratama (15), Ibunda Kolifatul Nur yang merasa kecewa saat melihat Arema FC tetap bermain bola seperti tidak ada apa-apa. Padahal hingga kini, dia bersama keluarga korban lain masih terengah-engah berjuang menuntut keadilan.
“Boleh-boleh saja main, tapi ini lo tuntaskan dulu keadilannya. Kok sampai hati seolah menutup mata. Anak-anak kami itu lo dukung Arema setengah mati, ya beli tiket, tapi saya lihat sikap klub kok gini-gini aja,” ungkapnya.
Kolifatul mengungkapkan hingga hari ini batinnya masih berkecamuk mengingat seperti apa anaknya malam itu di stadion. Otomatis, saat dia melihat Arema FC bermain dari saluran TV, pikirannya selalu melayang terhadap anaknya.
“Setidaknya saya harap klub itu bantu kita, jalan bareng buat usut tuntas Tragedi Kanjuruhan ini. Kami gak butuh santunan-santunan. Bantu kami perjuangkan keadilan saja itu sudah cukup,” tegasnya.
Hingga kini, dirinya bersama keluarga korban yang menolak berdamai masih memiliki komitmen yang sama. Meski dalam hal ini, putusan vonis terhadap pelaku sudah diketok palu.
“Kami masih tidak puas, tidak sebanding dengan penderitaan anak saya, saudara-saudari kami malam itu. Kami berupaya terus saling menguatkan untuk tetap berjuang bersama sampai tuntas,” tandasnya.
Di sisi lain, Arema FC yang kini sudah memainkan 2 laga di Liga 1 2023-2024 menyematkan angka 135 pada jersey terbarunya. Meski sebelumnya sempat salah penulisan dalam bahasa aksara jawa. Angka itu menjadi simbol bahwa spirit 135 korban masih akan terus dikenang selama perjalanan mereka.
Namun, sikap itu lagi-lagi dinilai keluarga korban hanya sekedar bualan semata. Devi Atok, ayah yang kehilangan dua putri dan istrinya menilai bahwa hal itu dilakukan sebagai komoditas bisnis.
“Buka mata, Tim nir-empati FC. Kalian tidak membela korban malah menjadikan angka korban jiwa sebagai komoditas bisnis,” ungkap Devi Athok dalam unggahan Instagramnya mengomentari penyematan angka 135 korban jiwa dalam jersey Arema FC.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A