MALANG, Tugumalang.id – Angka fantastis pernikahan usia dini di Indonesia menjadi perhatian publik. Untuk itu, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) mendorong pemerintah menekan kasus pernikahan usia dini itu.

Ketua Presidium Nasional IKAPETE, Prof Maskuri mengatakan bahwa data pernikahan usia anak mengalami peningkatan terutama saat pandemi. Data Badan Peradilan Agama Mahkama Agung RI mencatat ada 23.145 kasus perkara dispensasi nikah. Sedangkan di 2022 mencapai 50.673 kasus dispensasi nikah di Indonesia.
“Meningkatnya jumlah perkara dispensasi nikah nasional perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, ormas keagamaan, stakeholder, termasuk IKAPETE,” kata Prof Maskuri usai kegiatan Muktamar Nasional IKAPETE di Unisma pada Minggu (22/1/2023).

Menurutnya, dampak pernikahan usia anak itu berpotensi melahirkan masalah masalah baru di kemudian hari. Mulai tingginya angka putus sekolah, stunting, kematian ibu dan bayi, perceraian hingga kemiskinan.
“Maraknya pernikahan usia anak jika tidak segera diantisipasi oleh pemerintah maka akan menjadi bom waktu yang akan meledakkan dampak dampak itu,” ujarnya.
“Sedangkan dampak panjangnya, indeks pembangunan manusia Indonesia akan jauh menurun,” imbuhnya.
Maskuri yang juga merupakan Rektor Unisma itu mengatakan, faktor faktor penyebab terjadinya pernikahan dini. Mulai kehamilan sebelum nikah, kemiskinan, budaya, hubungan anak pria dan laki laki yang terlalu dekat hingga mencari perlindungan agar segera dinikahi.
“Untuk itu, kami dari Presnas IKAPETE memdorong pemerintah agar segera melakukan langkah strategis, bersinergi dan berkelanjutan dalam mengatasi kasus pernikahan usia anak itu,” ucapnya.
“Pemerintah pusat, desa, hingga kementerian harus fokus memberikan perhatian mulai sisi kebijakan hingga anggaran dalam mencegah dan penahanan pernikahan dini,” imbuhnya.

Selain mendorong pemerintah, dia juga meminta agar seluruh anggota IKAPETE di Indonesia untuk turut serta dalam pencegahan pernikahan dini. Mulai memberikan porsi lebih pada pendidikan karakter anak didik.
Kemudian memfasilitasi pengajian remaja di masyarakat dengan menekankan pergaulan yang jauh dari zinah. Memberikan pemahaman pada orang tua agar bisa menyampaikan pendidikan, perhatian, kasih sayang dan contoh yang baik pada anak.
“Kalau terkait langkah pencegahan di Unisma soal pencegahan moralitas usia dini yakni deklarasi anti perundungan, anti kekerasan seksual dan anti intoleransi,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko