MALANG – Seiring dengan langkah pemerintah mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi COVID-19, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kanwil Malang, salah satu perbankan yang mendapatkan kenaikan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Jasa keuangan ini mendapatkan jatah sebesar Rp 4,29 triliun dari total keseluruhan Rp 32 triliun KUR. Artinya, jika plafon KUR bertambah, maka kuota KUR lembaga penyalur juga meningkat.
Kepala Kanwil BNI Malang, Beby Lolita mengatakan, pihaknya sudah mempunyai skema pembiayaan. Sebagian besar fokus untuk sektor pertanian yang mengacu pada pemilik kartu tani.
“Tahun lalu (2020) penyaluran kredit lebih banyak ke sektor pertanian. Yakni, sebesar 41 persen. Tahun ini kami fokuskan lagi ke pertanian. Karena ternyata pertumbuhan kreditnya masih tinggi,” ujarnya.
Berdasarkan data, lanjut Beby, sepanjang tahun 2020, pertumbuhan total kredit produktif mencapai 111 persen. Paling tinggi ialah sektor KUR mencapai 117 persen, dan BNI wirausaha sebesar 126 persen.
Menurutnya, salah satu yang melatarbelakangi adalah area demografis Kanwil Malang. Mayoritas berada di sektor pertanian.
Sehingga, sektor pertanian masih menjadi sektor yang menjanjikan. Selain petani, nantinya kredit ini juga akan menyasar turunan dari sektor pertanian. Seperti pengecer, agen, maupun distributor pupuk.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan sederet program lanjutan. Seperti BNI Fleksi yang merupakan Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk nasabah payroll BNI. Hingga penyaluran bantuan pangan non tunai.
“Tahun ini, BNI di Jatim mendapat amanah untuk menyalurkan bantuan pangan non tunai berupa sembako. Untuk wilayah Malang ada 1,8 juta penerima,” imbuhnya
BNI juga tengah gencar melakukan kerjasama berupa promo di berbagai market place maupun minimarket terkait. Bagi pengguna kartu kredit maupun debit.
Lebih jauh, manajemen BNI telah menyusun 7 kebijakan strategis sebagai wujud atas komitmen melayani masyarakat.
Yakni, meningkatkan kualitas kredit. Kemudian, meningkatkan digital capability, melakukan ekspansi kredit berkelanjutan. Meningkatkan DPK murah, memperkuat jaringan dan bisnis di level internasional. Meningkatkan optimalisasi kontribusi perusahaan anak. Hingga optimalisasi human capital dalam mendukung dunia perbankan.
“Harapan kami sederhana, adanya kebijakan strategis ini juga untuk memanjakan nasabah atau konsumen kita. Sehingga BNI dapat menjadi pilihan utama masyarakat dalam bertransaksi,” pungkasnya.