MALANG, Tugumalang.id – Pusat Studi Gender & Keluarga Islami (PSGKI) Pascasarjana IAI Al Qolam dan Lovology Institute, mengelar seminar nasional pada Jumat (14/4/2023). Seminar itu dimaksudkan untuk memberikan solusi atas berbagai kenakalan perilaku seksual remaja. Seminar diikuti mahasiswa S1, S2, guru dan dosen dari berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.
Kegiatan secara daring ini dilakukan sebagai solusi preventif terhadap meningkatnya kenakalan remaja dengan berbagai perilaku seksual. Bahkan sudah berani mempublikasikan kenakalan melalui media sosial tanpa rasa malu.
“Padahal dalam Islam sudah ada beberapa kitab yang bisa dijadikan sebagai panduan. Misalnya kitab qurrotul uyun. Namun ternyata masih dianggap tabu, sehingga belum bisa diajarkan secara terbuka. Padahal ini adalah kitab edukasi yang bagus dan islami,” kata Dr. KH. Abdurrahman Said, M.Pd, Direktur Pascasarjana IAI Al Qolam saat membuka webinar ini.
Ketua PSGKI, Dr. Sita Acetylena, M. Pd. juga menjelaskan jika kenalan perilaku seksual remaja ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Antara seluruh jajaran tenaga pendidik dan para orang tua. Karena pendidikan karakter yang paling utama adalah di rumah bersama orang tua.
Sehingga sudah menjadi kewajiban para orang tua untuk peka terhadap perkembangan karakter perilaku seksual anak. Termasuk juga bisa menjadi sosok yang dapat menemani masa pubertas anak dengan baik. Agar anak tidak mencari informasi yang salah dari sumber yang salah.
Salah satu pemateri, Dr. Esa Nur Wahyuni, M.Pd, dosen FITK UIN Malang, menjelaskan tentang fase tumbuh kembang remaja. Dimana remaja menjadi fase paling berat dalam perkembangan psikologis.
Dalam fase rentan dan labil dengan banyak kebingungan, remaja sering kali memilih teman sebagai bagian terpenting dalam perkembangan psikososialnya. Sehingga disarankan para orang tua juga bisa membangun kedekatan dengan teman-teman anak untuk mengetahui perkembangan anaknya.
Pemateri terakhir, Bara Susanto, Lovolog dan founder dari Lovology Institute menjelaskan genealogi perilaku seksual remaja. Karena untuk mencari solusinya perlu ditelusuri penyebab dari sebab awalnya. Sebagai penemu Lovology, Bara menjelaskan jika ada dua sebab utama terjadinya kenakalan perilaku seksual remaja.
Pertama, belum adanya ilmu yang spesifik yang mempelajari dan mengajar tentang love and relationship serta perilaku seksualnya. Kedua, belum banyaknya riset tentang Sexual Intelligent (SI) atau kecerdasan Seksual. Sebagai kecerdasan yang berhubungan dengan love and relationship serta perilaku seksualnya.
Sehingga ditemukan sumber masalahnya. Bahwa selama ini para pendidik dan orang tua kesulitan mengedukasi karena belum memiliki sumber rujukan yang sistematis tanpa rasa tabu. Menurut Bara, hal ini memang telah terjadi selama sejarah berperadaban manusia di bumi.
“Ini ada saatnya berubah. Dengan mendekonstruksi DNA cinta, kasih dan yang untuk mendesain pola perilaku seksual yang lebih baik, ” ujar Bara.
Sebagai Lovolog, Bara Susanto juga memberikan Lovology sebagai solusi untuk edukasi perilaku seksual sebagai tindakan preventif terhadap kenakalan perilaku seksual remaja. Metode ini juga diperbolehkan untuk diadopsi di masing-masing lembaga pendidikan.(*)
Editor: jatmiko