Dr. Aqua Dwipayana *
Salah satu hobi saya adalah silaturahim. Selain membaca, menulis, dan membantu banyak orang. Semua aktivitas itu menyenangkan sekali. Saya melakukannya dengan ikhlas selama puluhan tahun.
Saya melaksanakan silaturahim secara universal tanpa melihat latar belakang setiap orang yang ditemui. Semuanya saya niatkan ibadah, sepenuhnya karena TUHAN.
Dengan niat itu setiap melakukan silaturahim sama sekali tidak ada beban. Sebaliknya sebelum melaksanakannya semangat sekali. Saat ketemu siapa pun lebih bergairah lagi.
Kenapa? Karena setiap melaksanakan silaturahim merasakan energi saya bertambah. Ada transfer aura positif dari semua orang yang saya temui.
Selain itu mendapatkan banyak tambahan pengetahuan, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman. Semuanya sangat bermanfaat buat saya.
Itu sejalan dengan filosofi hidup saya yakni semua orang yang berkomunikasi dengan saya adalah guru. Mereka harus saya hormati.
Tidak Berguna
Salah satu silaturahim yang saya sukai adalah menemui para pensiunan. Sementara orang tidak menganggap mereka karena sudah tidak punya kekuatan apa-apa. Pengaruhnya telah hilang.
Apalagi jika masih bekerja mendapat amanah pada jabatan tertentu. Jika posisinya strategis, ibaratnya gula yang dikerubungi banyak semut.
Begitu gulanya hilang maka semutnya pada pergi. Bahkan sisa dan jejaknya sudah tidak kelihatan. Sirna seiring dengan hilangnya jabatan yang diemban.
Itulah dunia. Ada yang mengukur sesuai dengan kebutuhan dan manfaat yang bakal diperolehnya. Begitu semua tidak ada lagi maka merasa tidak membutuhkannya.
Saat menemui teman-teman yang telah pensiun, ada yang kaget. Merasa heran ketika saya silaturahim ke mereka.
“Pak Aqua, saya kan sudah pensiun. Kenapa bapak masih mau silaturahim ke saya,” ucapan senada sering saya dengarkan dari teman-teman yang telah pensiun.
Saat mendengar itu saya sedih sekali dan sangat trenyuh. Kesannya kalau sudah pensiun, tidak ada lagi orang yang membutuhkannya. Dengan kata lain mereka tidak berguna.
Padahal kenyataannya tidak demikian. Secara usia memang mereka harus pensiun. Namun pada dasarnya masih produktif bahkan jika diberi kesempatan bisa berkontribusi lebih dan bermanfaat buat sesama.
Silaturahim Sepanjang Hayat
Setelah kondisinya tenang dan nyaman, saya minta waktu untuk bicara. Saya sampaikan kepada mereka bahwa selama ini silaturahim yang saya lakukan dengan ikhlas. Tidak ada maksud-maksud tertentu termasuk dengan jabatan mereka.
Jadi silaturahimnya sangat pribadi. Antara Aqua Dwipayana dengan … (saya sebutkan namanya). Bukan antara motivator dengan … (saya sebutkan jabatannya).
Silaturahimnya sepanjang hayat. Sejak kami pertama kali ketemu dan kenalan hingga salah seorang di antara kami meninggal.
Silaturahim yang dilakukan dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan. Sama sekali tidak ada pamrih apalagi motif tertentu.
Bahkan dengan tegas saya setiap saat menawarkan bantuan jika sewaktu-waktu mereka butuhkan. Melakukannya dengan niat sepenuhnya ibadah.
Di antara mereka ada yang menyambut tawaran saya tersebut. Merasa nyaman dengan semua yang saya lakukan.
Seiring dengan itu, mereka menemukan arti persahabatan sejati. Membuktikan sendiri. Tidak hanya sekali tapi berkali-kali.
Saya yang telah pensiun dini pada 30 September 2005, sekitar 17 tahun lalu, sangat bersyukur dan bahagia sekali bisa melakukan semua itu. Menolong dan menghibur para pensiunan. Alhamdulillah…
Semoga mereka yang telah pensiun tetap sehat, semangat, dan bahagia menjalani hidup ini. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>>🇮🇩Dalam suasana hujan lebat di Danau Beratan, Tabanan, Bali sambil menikmati liburan bersama keluarga, saya ucapkan selamat mensyukuri sebagai pensiunan. Salam hormat buat keluarga. 14.30 28052022😃🇮🇩<<<
*Doktor Kumunikasi, Motivator Nasional, Penulis buku Trilogi The Power of Silaturahim
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id