Tugumalang.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 tinggal menghitung hari. Tak ingin ketinggalan, Kota Malang mengirimkan 20 atlet yang akan mewakili Provinsi Jawa Timur. Bahkan, sejumlah atlet diprediksi mendulang emas karena sudah pernah berlaga dan mendapat medali di PON sebelumnya, juga di kompetisi internasional.
Salah satunya yaitu atlet Sepatu Roda, Yossy Aditya Nugraha. Atlet berusia 20 tahun tersebut sebelumnya berhasil mengharumkan nama Jawa Timur dengan raihan dua medali emas beregu dan satu medali perak individu, pada PON XIX Jawa Barat 2016 lalu. Yossy juga mengaku siap bertanding di PON yang akan berlangsung 2-15 Oktober 2021 di Papua ini.
“Kalau latihan ya sama seperti mau ikut kejuaraan sebelum-sebelumnya, setiap hari latihan,” kata atlet yang mengikuti Puslatda di Sidoarjo tersebut.
Pada PON kali ini, kata Yossy, dia memprediksi calon lawan-lawannya dari provinsi lain mempunyai kemampuan yang bagus. Namun hal itu bukan menjadi halangan untuk tetap optimistis meraih medali.
Yossypun mengakui timnya mendapatkan target empat medali emas dari pelatih. “Kalau saya target diri sendiri itu dua emas,” kata atlet yang sedang menempuh studi di Universitas Negeri Malang (UM) tersebut.
Di Kota Malang sendiri, kata Yossy, banyak bibit atlet sepatu roda. Generasi muda tersebut perlu diberikan apresiasi oleh pemerintah daerah. Begitu juga atlet yang sudah menyumbangkan medali dan mengharumkan nama Kota Malang.
“Apresiasi itu ya seperti pengadaan fasilitas latihan yang layak dan standar. Jadi sarana latihan atlet harus benar-benar mendukung. Selama ini saya latihan di Velodrom. Dulu masih kecil latihan di Rampal,” kata atlet kelahiran 8 November 2.000 itu.
Ada lagi, Selamet Rizky. Atlet yang akan turun di nomor lari 4×400 meter estafet ini mengaku 99 persen siap mengikuti perhelatan PON di Papua. Bersama Atjong Tio yang berangkat dari Kota Malang, atletik merupakan salah satu andalan yang digadang-gadang bisa mempersembahkan medali emas.
“Saya sudah siap secara fisik dan mental. Apalagi PON tinggal beberapa hari semoga yang ditargetkan medali emas bisa tercapai,” kata pria kelahiran 28 November 1994 ini.
Selamet sendiri sudah berpengalaman di berbagai kejuaraan, termasuk gelaran PON XIX Jawa Barat 2016 dan masuk lima besar pelari Indonesia. Prestasi paling tinggi yang diraihnya antara lain Juara 2 Thailand Open 2016, Juara 3 Singapore Open 2018, dan Juara 2 PON XIX Jawa Barat 2016.
Selama berproses, Selamet mengaku kualifikasi PON Papua ini yang paling berkesan. Sebab, banyak kejuaraan yang masuk dalam kualifikasi PON. Selamet saat itu berhasil lolos kualifikasi pada kejuaraan terakhir. Namun, Selamet menyayangkan pelatihnya meninggal beberapa bulan setelah dirinya lolos kualifikasi. Selamet mengaku sangat terpukul karena pelatihnya sudah seperti orang tua kandungnya sendiri.
“Beliau sudah seperti ayah saya sendiri yang bisa membimbing saya sampai menjadi atlet hebat saat ini. Beliau berpesan, ‘Saya yakin kamu bisa mendapatkan medali emas di PON besok,’ kata-kata itu yang sampai sekarang saya ingat terus,” tandasnya.
Berbeda dengan perenang putri Kota Malang, Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi. Siswi SMAN 4 Malang ini akan bertanding di ajang PON untuk pertama kalinya. Izzy berhasil lolos kualifikasi dan masuk Puslatda Provinsi Jawa Timur setelah meraih sejumlah medali Porprov Jatim, dua medali emas perorangan, satu emas estafet beregu, dan satu perak estafet beregu.
“Lawan-lawan saya nanti (di PON) kakak-kakak senior. Ya gugup pasti ada. Saya sempat kepikiran juga karena target untuk saya itu masuk final dan meraih satu medali,” kata dara yang tinggal di Jalan Bendungan Sutami Kota Malang ini.
Namun, dirinya harus tetap tenang hingga waktu bertanding tiba. Saat ini, Izzy fokus menjaga berat badannya dan latihan sesuai instruksi pelatih. Izzy saat ini bergabung dalam Pustalda di Surabaya.
Meski ini PON pertama untuknya, Izzy sudah banyak mengumpulkan medali dari kejuraan renang. Seperti kejuaraan renang bergengsi Jakarta Open, Indonesia Open, Kejurnas Renang 2018, dan lainnya. Dara yang sering kali latihan di kolam renang Stadion Gajayana ini disebut-sebut sebagai spesialis renang gaya bebas 200 meter, 400 meter, 800 meter, 1500 meter, gaya kupu-kupu 200 meter, dan gaya ganti 400 meter. Izzy mengaku mempunyai peluang pada gaya ganti 400 meter.
“Dukungan utama dari orang tua, ini yang menguatkan saya. Biasanya sehabis magrib, saya telepon orang tua, saya berbagi cerita waktu latihan pagi hari dan saya tunggu itu motivasi dari orang tua saya,” kata putri dari Sukranandya Afiva Putra tersebut.
Izzy juga menyebut banyak bibit-bibit perenang dari Kota Malang, yang memiliki potensi untuk menjadi pemenang. Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memperhatikan sejumlah fasilitas atlet, sehingga sarana dan prasarana benar-benar mendukung perkembangan atlet Kota Malang. “Kalau di Malang ya belum ada kolam renang yang standar buat latihan” ucapnya.
Meski begitu, Pemkot Malang sendiri terus berupaya memfasilitasi perkembangan atlet. Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menyatakan bangga terhadap atlet-atlet Kota Malang yang akan bertanding di PON Papua. Tentu pihaknya akan mengapresiasi betul atlet yang berprestasi mengharumkan Kota Malang.
“Kami bangga dengan atlet-atlet Kota Malang. Saya sudah sampaikan, dan KONI Kota Malang sudah menyiapkan hadiah untuk para jawara di PON nanti. Karena dari APBD tidak ada, saya pribadi akan berikan hadiah nanti (untuk atlet Kota Malang yang juara di PON),” ujarnya.
Pihaknya juga terus memantau pembinaan atlet yang dilakukan KONI. Sutiaji berharap ke depan akan ada kolaborasi yang baik terkait pembibitan atlet, antara sekolah dasar hingga sekolah menengah, sehingga pembinaan atlet dapat berjalan lebih baik lagi.
“Kami ucapkan terima kasih untuk teman-teman atlet delegasi Kota Malang mewakili Jawa Timur untuk PON Papua. Anda semua membawa nama baik Kota Malang dan Jawa Timur. Semangat selalu,” pungkasnya.(ads)
Reporter: Feny Yusnia
Editor: Lizya Kristanti