TuguMalang.id – Kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020. Melansir dari berbagai sumber, Pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dikerjakan di kawasan seluas 1,75 hektar dengan anggaran Rp 31,17 miliar.
Mengalami kemunduran dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus berupaya agar pembangunan jembatan kaca ini dapat selesai tepat waktu untuk meningkatkan perputaran roda perekonomian warga sekitar. Apa saja fakta dari pembangunan terminal wisata ini, yuk simak.
1. Jembatan gantung kaca pertama di Indonesia
Disebut-sebut sebagai jembatan gantung kaca pertama di Indonesia. Pengubahan dan penambahan infrastruktur wisata ini diarahkan langsung oleh Presiden Jokowi, yang nantinya diupayakan agar dapat menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru.
Untuk diketahui bahwa dalam pembangunan proyek ini turut melibatkan kementerian PUPR melalui Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS), Bina Teknik Jalan dan Jembatan (Bintekjantan), dan Ditjen Bina Marga.
2. Material jembatan
Melansir dari laman resmi pemerintah, nantinya jembatan kaca ini akan dibangun dengan sistem struktur lantai jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass) yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih, yang direkatkan satu sama lain dengan menggunakan satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer) dengan total ketebalan 25,55 mm. Pada bagian lain, struktur jembatan ini juga akan dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy yang bertujuan agar lebih tahan terhadap karat.
3. Keamanan yang teruji
Proyek ini akan dibangun berada tepat di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter. Jembatan kaca dikatakan akan dibuat dengan panjang 120 meter dan lebar 1,8 meter pada bentang utama, serta 3 meter pada bagian awal dan tengah bentang. Rencananya wisata baru ini juga akan menerapkan sistem pembagian sesi dalam kunjungan yakni selama 30 – 60 menit dan ditargetkan hanya dapat menampung kuota sebanyak 100 orang untuk sekali masuk.
Mengenai keamanan jembatan, telah dikonfirmasi bahwa pembangunan mega proyek ini sudah melewati perhitungan dan perencanaan yang komprehensif sesuai standar hingga melalui proses uji laboratorium di Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur Kementerian PUPR.
4. Menikmati keindahan tiga gunung sekaligus
Tidak hanya berpacu dengan adrenalin, jembatan yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area ini akan menghadirkan pemandangan menawan dari Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru. Pengunjung juga dapat sekaligus berwisata ekosistem di area konservasi yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan menikmati suasana malam dibarengi dengan pencahayaan yang ada pada jembatan.
Untuk akses menuju lokasi, Ditjen Cipta Karya menyiapkan dukungan pembangunan empat gerbang wisata yang dilengkapi rest area pada setiap jalur masuk menuju KSPN Bromo-Tengger-Semeru ini. Dari arah Kabupaten Pasuruan dibangun di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari, dari Kabupaten Probolinggo dibangun di Desa Sukapuro, dari arah Kabupaten Malang dibangun di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo dan dari Kabupaten Lumajang berada di Desa Senduro.
5. Target rampung
Jembatan yang dibangun dengan tipe suspended cable ini mulai dikerjakan pada akhir September 2021 lalu dan sempat ditargetkan akan selesai pada bulan ini, namun hingga saat ini progres fisik pekerjaan baru mencapai kurang lebih 50% sehingga wacana akan rampung diundur hingga akhir tahun pada Desember 2022 mendatang.
Nantinya selain pembangunan jembatan dan gerbang juga akan ditambahkan rest area yang dilengkapi foodcourt, workshop dan hall, pusat souvenir, kantor pengelola, toilet umum, panggung terbuka, artificial artwork, ruang terbuka hijau, plaza, dan tempat pengelolaan sampah serta area parkir bus seluas 1.509 m2, parkir mobil seluas 1.212 m2, dan parkir motor seluas 216 m2. Di lokasi tersebut juga dibangun Pasar Agropolitan dengan luas bangunan 176,64 m2 untuk menampung UMKM di kawasan sekitar.
Penulis: Fonda Imelia Pradinitama
editor: jatmiko