Tugumalang.id – Kota Malang tak hanya indah dengan wisata alamnya, tetapi juga wisata sejarahnya. Dengan julukan Kota Pendidikan, Malang memiliki banyak tempat sejarah yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya museum Brawijaya yang merupakan tempat penyimpanan peninggalan masa lampau.
Museum Brawijaya dibangun pada tahun 1962 oleh Brigjen TNI (Purn) Soerachman. Dia adalah mantan Pangdam V/Brawijaya periode 1959 sampai 1962. Sampai saat ini, wisata sejarah yang ada di Jl Idjen Kota Malang ini sering dikunjungi para pelajar dan masyarakat umum. Museum ini memiliki banyak fakta yang menarik. Simak 4 fakta museum Brawijaya berikut.
1. Memiliki 6 Ruang Koleksi
Museum Brawijaya diresmikan pada 4 Mei 1968 dengan lahan seluas 10.500 meter persegi. Bangunan museum dirancang oleh Kapten Soemadi yang juga seorang arsitek. Museum ini memiliki 6 ruang koleksi dimulai dari halaman depan, ruang lobi dan halaman tengah, ruang koleksi I, serta ruang koleksi II.
Di setiap ruang koleksi tersimpan bermacam-macam benda bersejarah. Pada halaman utama, dapat dijumpai taman senjata (Agne Yastra Loka) yang terdiri dari Tank Amfibi AM Track, meriam 3.7 inch, senjata penangkis serangan udara (SPSU), tank buatan Jepang dan patung Jenderal Sudirman.
Pada ruang lobi yang terletak di antara ruang koleksi I dan II, terdapat dua relief dan dua perangkat lambang-lambang kodam di Indonesia. Selanjutnya, dua koleksi di halaman tengah yaitu Gerbong Maut dan Perahu Segigir.
Masuk ke ruang koleksi I yang memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949 termasuk berisi berbagai foto dan lukisan bersejarah, peta perang, seragam prajurit, senjata, mata uang hingga mobil sedan yang dikendarai oleh Kolonel Sungkono, Panglima Divisi I Jawa Timur 1948.
Ruang koleksi II ada benda-benda koleksi dari tahun 1950 hingga sekarang. Di antaranya, komputer yang digunakan pada zaman dahulu, album nama prajurit Brigif 2 Dharma Yudha yang gugur dalam Operasi Seroja. Foto-foto Kota Malang tempo dulu dan piagam tanda penghargaan dari satuan Kodam Brawijaya yang dilikuidasi.
Selain itu, Museum Brawijaya juga memiliki perpustakaan sebagai koleksi literasi yang dihimpun atas buku, majalah buletin, dokumen arsip, surat kabar dan kliping yang sebagian besar berkaitan dengan dunia militer. Terdapat juga koleksi audio-visual berupa film seputar perjuangan masa revolusi tahun 1945-1949 yang hanya ditampilkan pada saat kegiatan tertentu.
2. Ragam Koleksi Senjata
Museum Brawijaya pada setiap ruang koleksinya terdapat berbagai macam senjata. Mulai dari halaman depan yaitu taman senjata yang berisi tank Amfibi, SPSU hingga meriam. Kemudian di ruang koleksi I terdapat senjata peninggalan Tentara Republik Indonesia dan senjata hasil rampasan pertempuran.
Sementara di ruang koleksi II terdapat meriam, senjata hasil dari rampasan PRRI/Semesta, rampasan Operasi Seroja, rampasan Operasi Trisula dan koleksi seputar pemberontakan lainnya seperti Gentong Besi hasil Operasi di Tim-Tim pada 1975.
3. Kisah Dibalik Koleksi Tank Amfibi
Tank Amfibi AM Track yang dipamerkan di halaman Museum Brawijaya ini digunakan oleh Belanda untuk menyerang kota Malang dalam agresi militer I pada tahun 1947. Dalam perjalanannya, tank ini dihadang oleh TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) yang saat itu seusia pelajar SMP dan SMA.
Pertempuran dilakukan di Jalan Salak (kini Jalan Pahlawan Trip) mengakibatkan 35 orang gugur. Tragisnya, tank seberat lebih dari 10 ton itu juga melindas tubuh para pejuang tersebut. Bahkan beberapa pejuang yang terlindas tak bisa dikenali lagi.
Para pahlawan ini kemudian dimakamkan secara massal dalam sebuah kuburan yang tak jauh dari lokasi Museum. Makam tersebut dapat Anda kunjungi dalam Monumen Pahlawan Trip yang berada di Jalalan Pahlawan Trip.

4. Sarana Pendidikan yang Terjangkau
Museum Brawijaya banyak memberikan dampak positif bagi Kota Malang, terutama dalam dunia pendidikan. Museum ini menjadi sarana edukasi dalam upaya meningkatkan rasa nasionalisme, patriotisme dan tentunya wawasan sejarah. Tak hanya sebagai wisata edukatif, museum ini juga menarik minat pengunjung sebagai sarana rekreasi.
Untuk berkunjung ke Museum Brawijaya, cukup dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 3 ribu saja. Sangat terjangkau untuk tempat yang strategis dengan segudang penyimpanan sejarah. Lokasi Museum Brawijaya berada di Jalan Ijen No. 25A, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65115.
Penulis: Nabila ZA
Editor : Herlianto. A