MALANG, Tugumalang.id – Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Universitas Negeri Malang (UM) menggelar acara Upacara Hardiknas 2024 di Lapangan Stadion Graha Cakrawala UM hari Kamis (2/5/2024). Acara upacara peringatan Hardiknas 2024 dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan UM, para dosen, para tenaga kependidikan, dan juga perwakilan mahasiswa.
Uniknya para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan civitas akademika UM mengenakan baju adat dari berbagai daerah. Sehingga terasa nuansa perbedaan dalam persatuan Indonesia di acara Upacara Hardiknas 2024 tersebut.
Mengusung tema “Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar” di hadapan seluruh peserta Upacara Hardiknas 2024. Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd selaku pembina upacara menuturkan tentang pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Baca Juga: Momentum Hardiknas 2024, Pj Wali Kota Malang Akan Perjuangkan Status Guru Non ASN
Peringatan Hardiknas yang bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara menjadi refleksi akan pentingnya komitmen menjunjung emansipasi belajar bagi para akademisi di lingkungan civitas akademika UM.
“Kita selalu menghadirkan wajah, menghadirkan sosok Ki Hadjar Dewantara yang selalu menempatkan pendidikan menyenangkan, jasadnya memang tidak hadir, namun pikirannya selalu hadir membersamai kita,” tutur Prof. Hariyono.
“Sesuai dengan prinsip beliau bahwa tugas pendidikan yaitu memerdekakan jiwa anak dalam belajar dan ini masih relevan dengan zaman saat ini,” imbuhnya.
Baca Juga: Gelar Acara Menari 24 Jam, Cara Unik Universitas Negeri Malang Peringati Hari Tari Sedunia
Lebih lanjut, Prof. Hariyono berharap dalam momentum peringatan Hardiknas 2024. UM dapat terus melanjutkan kebijakan Merdeka Belajar yang sudah dijalankan, mengingat tema ini dinilai masih relevan dengan tema di tahun sebelumnya.
“Berkaitan dengan tema nasional tersebut tujuannya adalah untuk mengajak semua akademisi menyegarkan kembali, mengingat kembali apa itu Merdeka Belajar. Seperti prinsip yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara,” jelasnya.
“Proses belajar harus menjunjung tinggi emansipasi belajar dan menghilangkan belenggu belajar bagi anak seperti hukuman fisik. Oleh karena itu, UM saat ini menghilangkan hukuman fisik mulai dari mahasiswa masuk dan menempatkan bagaimana anak didik sebagai subjek,” beber Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Politik UM tersebut.
Dalam acara tersebut UM juga memberikan penghargaan lencana karya satya kepada dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi. Selain itu juga penyerahan sertifikat penghargaan kepada mahasiswa berprestasi baik jenjang sarjana maupun diploma.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko