Tugumalang.id – Teknologi Artificial Intelligence atau lebih dikenal dengan sebutan AI sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya, kini banyak perusahaan berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi ini.
Teknologi kecerdasan buatan ini merupakan simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk meniru aktivitas kognitif manusia. AI juga diprogram untuk berpikir layaknya manusia, termasuk pembelajaran, penalaran dan persepsi, maupun pemecahan masalah.
Dari sekian banyaknya manfaat dan kelebihan teknologi yang dikenal lebih unggul dari manusia ini, terdapat risiko bahaya dari teknologi AI di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Geoffrey Hinton atau Godfather of AI dalam cuitan twitternya pada tanggal 1 Mei 2023. Dalam wawancaranya dengan New York Times, ia membeberkan alasannya memilih hengkang dari Google agar dapat memperingatkan dunia tentang bahayanya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana dampaknya terhadap Google. Berikut adalah 4 risiko bahaya dari teknologi AI yang harus diwaspadai.
1. Mengambil Alih Pekerjaan Manusia
Perkembangan teknologi AI yang pesat menghasilkan risiko tergantikannya banyak pekerjaan manusia dan membuat tingkat pengangguran semakin banyak. Teknologi kecerdasan buatan ini dapat melakukan tugas lebih baik daripada manusia, terutama tugas yang berulang dan berorientasi pada detail, AI kerap menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan dengan kesalahan yang relatif sedikit. Kelebihan AI lainnya yaitu dapat dengan mudah meniru dan menyelesaikan pekerjaan manusia, dari pekerjaan yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dengan tingkat kesulitan tinggi.
2. Pelanggaran Privasi
Kecerdasan AI yang terus dikembangkan tanpa adanya batasan etis dapat mengancam keamanan digital, seperti melakukan tindak kriminal, meretas, atau melakukan social engineering terhadap korban. Dengan pesatnya teknologi, semakin sempitnya ruang privasi masyarakat dalam bergerak. Contohnya banyaknya teknologi untuk mendeteksi pergerakan, baik dengan GPS maupun pengenal wajah.
BACA JUGA: 10 Skill yang Harus Kamu Pelajari Agar Tidak Kalah Oleh Teknologi
3. Maraknya Deepfake
Fitur Teknologi AI yang sedang marak digunakan yaitu Deepfake, yaitu memanfaatkan AI untuk mengubah wajah dan suara dalam sebuah video. Salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, berpendapat bahwa teknologi AI sangat cerdas bahkan dapat merangkai teks terdengar cerdas dan penipu sulit dikenali.
Fitur yang dapat meniru wajah maupun suara sangat mirip dengan aslinya ini, sudah menimbulkan banyak korban karena penyebaran informasi palsu. Salah satu kasus yang terkenal adalah QTCinderella, seorang gamers populer Twitch, yang mengungkapkan kemarahannya saat mengetahui wajah dirinya dimasukkan ke dalam video dewasa yang beredar pada situs-situs porno. Kasus terkenal lainnya yaitu seorang TikToker, Rachel, mengunggah video dirinya menangis lantaran menjadi korban Deepfake yang mengedit fotonya seolah menjadi tanpa busana.
4. Otomatisasi Senjata
Kekhawatiran akan risiko bahaya ini dikemukakan oleh dua pakar ternama, yaitu Bill Gates dan Elon Musk. Bill Gates berpendapat bahwa penerapan AI paling berbahaya yaitu pada sistem senjata atau bertujuan untuk peperangan. Elon Musk sendiri dikenal sangat vokal dalam memperingatkan bahayanya teknologi AI. Pada 2018 lalu bahkan ia menyebut teknologi AI ini lebih bahaya dibandingkan nuklir maupun Korea Utara.
Diketahui, sistem militer AS mengajukan anggaran belanja tahun 2020 sebesar USD 1 miliar yang akan dipakai untuk pengembangan AI dan machine learning. Dikhawatirkan jika adanya kekuatan militer utama yang memulai pengembangan senjata berbasis teknologi AI, maka perlombaan pengembangan senjata AI sudah bisa dipastikan terjadi. Terdapat besarnya risiko bahwa teknologi AI juga akan mampu mengoperasikan senjata secara otomatis dan menimbulkan bahaya tersendiri bagi manusia.
Penulis: Nurul Amelia Putri
editor: jatmiko