MALANG – Fenomena suara dentuman keras yang terjadi pada Rabu (03/02/2021) dini hari tadi rupanya banyak menyita perhatian publik, tak terkecuali, Wali Kota Malang Sutiaji.
Selain terjadi pada malam hari, penyebab suara misterius, yang terjadi berkali-kali itu masih belum jelas muaranya, dan berujung pada kekhawatiran masyarakat setempat.
Melalui Kanal Youtube pribadinya, Sam Sutiaji. Orang nomor satu di Kota Malang itu mengaku turut merasakan adanya dentuman sekitar pukul 00.35 WIB.
“Semalam ada fenomena alam atau apa, tapi yang jelas ada suara seperti dentuman yang menggema dan bahkan ada yang mengatakan seperti langkah kaki di angkasa,” katanya
Menindaklanjuti hal tersebut, ia bahkan meminta instansi terkait, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menggali informasi terkait fenomena itu.
Mengingat, kabar yang beredar luas ke masyarakat penyebabnya aktivitas dua gunung yang meningkat, yakni Gunung Semeru dan Gunung Raung.
“Setelah itu, saya perintahkan kepada OPD terkait, BPBD untuk melacak ke BMKG, aktivitas di Gunung Semeru ternyata tidak ada aktvitas seperti itu. Demikian juga di Gunung Raung,” ungkapnya
Kendati demikian, ia tetap menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak perlu khawatir sembari menunggu informasi lebih lanjut terkait dentuman tersebut.
“Saya berharap masyarakat tetap tenang. Jangan ada kecemasan. Tingkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang maha kuasa sambil menunggu informasi dari kami setelah kami mendapatkan atau mengkonfirmasi pada yang punya otoritas untuk menyampaikan itu,” tambah dia.
Saat menyinggung adanya kemungkinan dampak dari aktivitas latihan militer. Kepada tugumalang.id, Sutiaji mengaku belum bisa memastikan.
Ia justru mengkhawatirkan jika dentuman itu terjadi karena adanya aktivitas pembangunan JLS (Jalur Lingkar Selatan). Mengingat, proses pembangunan itu memang harus dengan cara dentuman.
“Masak latihan Militer sampai malam, itu enggak ya. Saya khawatir ada proyek JLS. Ini kan juga belum konfirmasi, karena katanya proses pembangunan lagi jalan. Dan untuk bongkar yang namanya gunung, bukit, biasanya kan pakai dentuman. Ini kira-kira, kita belum koordinasi lagi dengan kabupaten,” tutupnya