MALANG-Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memotong Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk penanggulangan COVID-19 tampaknya tak main-main. Meski sempat ditentang oleh sejumlah anggota dewan, tapi pemotongan tersebut tetap dijalankan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Malang Sutiaji saat dihubungi wartawan tugumalang.id, Rabu (9/9) sore.”Itu sudah beres, sudah jalan mulai awal bulan lalu,” kata Sutiaji yang ketika dihubungi mengaku sedang berada di Jakarta.
Sutiaji kembali menegaskan bahwa pemotongan TPP ASN ini sifatnya secara sukarela. Jadi, bagi ASN yang tidak mau TPP ASN-nya dipotong, maka tidak masalah.”Jadi yang mengkordinir nanti adalah kepala dinas, mau tidaknya nanti kepala dinas yang akan mendata,” imbuhnya.
Hanya saja, hingga saat ini, Sutiaji belum mendapatkan kabar berapa dana yang berhasil dihimpun.”Pastinya silahkan tanya kepada BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional,red), jumlahnya berapa ASN yang mau dan tidak mau, juga belum dapat laporan saya,” jelas alumnus UIN Maliki Malang ini.
Dengan adanya sumbangan dari TPP ASN ini, diharapkan bisa mengurangi beban masyarakat.”Dan yang perlu diingat ini sifatnya sukarela, dan sumbangan ini sebagai teladan bagi ASN, di tengah warga banyak yang di PHK, ASN bisa kerja dari rumah tanpa dipotong gaji,” jelasnya.
Selain itu, kata Sutiaji, ASN diharapkan tetap bersyukur.”Karena tidak semua daerah ada TPP ASN, biasanya cuma gaji aja, tanpa TPP ASN,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dari September-November ini, TPP ASN yang rela dipotong tunjangannya, akan dipotong 15 persen. Dana tersebut dalam rangka penanganan COVID-19 di Kota Malang. ASN yang akan dipotong adalah ASN dengan kelas jabatan 7 hingga kelas jabatan 16. Anggaran ini, akan dikelola oleh BAZNAS. Sebelumnya, sejumlah anggota dewan memprotes kebijakan ini, karena dinilai memberatkan ASN.