KOTA BATU, Tugumalang.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu mengusulkan pemanfaatan Stadion Brantas menjadi area parkir terpusat. Belakangan, KONI Kota Batu meminta eksekutif berpikir ulang dan lebih baik memikirkan nasib bibit-bibit atlet olahraga masa depan.
Wacana itu diutarakan Kepala Dishub Kota Batu, Imam Suryono berdasar dari rendahnya pendapatan daerah dari sektor parkir tepi jalan selama ini. Capaian PAD dari retribusi parkir sendirimtak pernah tembus target sejak 2016.
Padahal, angka kunjungan wisata ke kota berjuluk Swiss Kecil itu terus meningkat tiap tahunnya. Rata-rata, PAD dari sektor itu hanya berkisar di angka Rp 200-300 juta dan baru naik pada 2021 mencapai Rp 524 juta. Berbanding jauh dengan target PAD setiap tahunnya.
Salah satu usulan agar retribusinya bisa maksimal adalah memanfaatkan Stadion Gelora Brantas menjadi area parkir terpusat. Lalu, untuk stadion bisa dipindah ke kawasan Jalur Lintas Barat di Desa Oro-Oro Ombo.
“Nanti, untuk parkir di Kota Batu bisa dipusatkan ke sana. Termasuk untuk bus-bus wisatawan hingga truk bisa parkir di sama,” kata Imam beberapa waktu lalu.
Lalu, bagi wisatawan yang hendak berwisata ke pusat Kota Batu akan diantar menggunakan shuttle bus yang akan dioperasikan oleh supir-supir angkot yang kini pamornya meredup.
“Sekaligus memberdayakan para supir-supir angkot juga odong-odong,” jelasnya.
Namun ternyata urgensi gagasan itu dipertanyakan oleh Ketua KONI Kota Batu, Sentot Ari Wahyudi. Sentot menegaskan jika wacana dari Dishub Kota Batu itu tidak relevan dan sebaiknya perlu dipikir ulang.
Keberadaan stadion legendaris tersebut sejak awal memang dipusatkan sebagai kawasan olahraga. Satu paket dengan GOR Gajahmada hingga Taman Hutan Kota Bondas untuk jogging track hingga skateboard.
Menurut Sentot kelegendarisan kawasan tersebut tidak sebanding dengan urgensi peruntukannya sebagai tempat parkir. Lagipula, Kota Batu juga sedang membangun konsep sport tourism dimana harapannya nanti event-event olahraga nasional maupun internasional bisa digelar di kota Swiss kecil tersebut.
“Nah, jadi kalau hanya untuk parkir? Terus cita-cita sport tourism kabarnya gimana? Lalu, bibit-bibit atlet olahraga nanti mau dikemanakan?,” tegas Sentot kepada tugumalang.id, Kamis (21/6/2023).
Saat ini, peruntukan stadion memang menjadi lahan sementara untuk tempat relokasi pedagang Pasar Induk Among Tani. Janjinya, Pemkot Batu akan merevitalisasi stadion dengan konsep baru.
Gagasan desain wajah baru Stadion Brantas harus menerapkan konsep Function, Facade Fun, & Feasible. Artinya, stadion memiliki facade yang atraktif, dapat menjadi destinasi sport tourism yang ramah untuk semua kalangan, serta memenuhi kinerja sebagai fasilitas olahraga yang layak.
“Nanti, semua cabor juga bisa memanfaatkan stadion itu, gak hanya sepak bola. Nah, kalau untuk parkir apa urgensinya? Saya harap ide atau gagasan itu jangan sukur omong saja,” ujarnya.
Belum lagi, imbuh Sentot, prestasi atlet Kota Batu masih memerlukan dukungan optimal agar mereka dapat semakin mengharumkan nama Kota Batu di ajang olahraga. “Tapi kalau untuk kepentingan parkir, saya kira masih ada alternatif lain,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko