Tugumalang.id – Universitas Ma Chung menggelar acara Media Gathering di Labore Coffee and Eatery, Rabu (3/5/2023).
Dalam acara itu sekaligus mengenalkan Program Studi baru, yaitu Optometri. Hal ini dipaparkan langsung oleh Wakil Rektor 3 Universitas Ma Chung sekaligus Rektor terpilih yang akan dilantik pada Juli 2023 nanti, Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo dalam
Universitas Ma Chung beberapa tahun ini telah berupaya untuk membuka Prodi baru tersebut atas dasar kepedulian terhadap kesehatan mata masyarakat. Seperti diketahui, saat ini penggunaan gawai dan akses terhadap media elektronik tak lepas dari kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Tanamkan Bisnis Ramah Lingkungan, Universitas Ma Chung Gelar Entrepreneur Fair
“Kontribusi kami adalah ingin menyiapkan tenaga-tenaga optician di Malang Raya, Jawa Timur, maupun Indonesia. Karena ada peraturannya bahwa optik yang punya tenaga optician yang boleh menerima BPJS,” terang Yufra.

Karena itulah, Universitas Ma Chung bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membuka prodi ini. Meskipun mengalami kesulitan dalam mencari dosen pengajar, Ma Chung berhasil membuka prodi baru di Fakultas Sains dan Teknologi ini.
“Optometri ini, selain menyediakan kacamata, juga sampai ke informasi kesehatan seputar penglihatan dan cara menjaga kesehatan mata,” lanjutnya.
Inovasi tak hanya hadir dalam bentuk pembelajaran di lingkungan kampus saja. Universitas Ma Chung juga diketahui telah mendirikan Kampung Mandarin. Kampung yang menyediakan kelas kursus Bahasa Mandarin ini berlokasi di Desa Tumpuk, Kabupaten Tulungagung.
Menariknya, masyarakat dari kampung tersebut fasih berbahasa Mandarin. Hal ini ternyata karena para penduduknya merupakan mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang pernah bekerja ke Tiongkok.
Gagasan mengenai Kampung Mandarin ini mulanya dicetuskan oleh Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Murpin Josua Sembiring, S.E, M.Si. Pendirian Kampung Mandarin ini dikarenakan kerja sama Indonesia dan China di bidang ekonomi semakin besar dan kuat. Adanya kursus bahasa tersebut melatih masyarakat Indonesia dapat berbahasa Mandarin lebih cepat.
Reporter: Shinta Alifia
Editor: Herlianto. A