MALANG | Tugumalang.id – Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kompetisi mahasiswa di perguruan tinggi, Universitas Brawijaya (UB) bergegas implementasikan program Center of Excellence (CoE).
Rektor UB, Prof Widodo mengatakan hal ini menjadi salah satu program strategis yang digalakkan guna membantu pengembangan kualitas proses belajar mengajar.
Terlebih, kata Widodo, jika lulusan perguruan tinggi memiliki kompetensi yang baik, maka akan lebih mudah terserap di dunia kerja. Baik di sektor usaha, industri, hingga masyarakat.
“Salah satu strateginya, mahasiswa diajarkan kompetensi yang link dan match dengan yang dibutuhkan dunia usaha atau industri, sehingga bagaimana universitas bisa mewadahi dengan CoE ini sebagai strategi pengembangan pendidikan itu,” ujarnya dalam kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) bersama pakar, Senin (16/7/2022).
CoE sendiri, merupakan salah satu bantuan program studi untuk mengimplementasikan program kampus merdeka. Kegiatan ini bisa dilakukan
Pelaksanaan bantuan Program Studi menjadi CoE Merdeka Belajar Kampus Merdeka terdiri dari 2 (dua) skema. Pada skema I, mencakup perancangan, perencanaan, dan implementasi program MBKM baik pada tingkat perguruan tinggi, fakultas dan program studi.
Kemudian skema II mencakup implementasi program MBKM, mulai dari Pertukaran Mahasiswa; Magang/Praktik Kerja; Mengajar di Sekolah; Penelitian/Riset; Proyek Kemanusiaan; Kegiatan Wirausaha; Studi Independen; Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik; dan sebagainya.
Dengan demikian, CoE juga dirancang sebagai faktor pendukung terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang nantinya menjadi pusat pengembangan keilmuan, pembinaan kemahasiswaan, serta pusat lahirnya inovasi, bahkan pusat peradaban.
“Kita ingin, CoE ini menjadi center atau pusat pengembangan peradaban. Karena jika kita mampu membuat knowledge, membuat inovasi, maka tentunya kita akan dapat mengubah peradaban sesuai dengan karakteristik dan norma-norma local wisdom pada ranah internasional. Itu cita-cita besar kita,” imbuhnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof Abdul Hakim menambahkan, jika MBKM disusun untuk membangun softskill mahasiswa dengan maksud agar mudah dapat terintegrasi dengan dunia kerja.
“Makanya ada magang bersertifikat, studi independen, mahasiswa mengikuti riset atas inisiatif sendiri, program wirausaha, pengmas, yang dilakukan sistematis minimal 4-6 bulan karna ada rekognisi 20 sks,” terang dia.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id