MALANG – Dalam rangka pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) bereputasi Internasional, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang berangkat ke Belanda delegasi dalam PCINU Belanda 3rd Biennial International Conference pada 8 dan 9 Juni 2022. Kegiatan ini bekerja sama dengan NUFFIC-NESO Belanda.
Keberangkatan delegasi UIN Malang dipimpin langsung Rektor Prof Dr H Zainuddin MA bersama dengan Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Pengembangan Dr Isroqunajjah MAg.
Turut serta Dekan Fakultas Saintek Dr Sri Harini MSi; Guru Besar UIN Malang Prof Dr Hj Tutik Hamidah, MAg; Wakil Direktur Pascasarjana H Basri Zain MA PhD; dan Sekretaris Prodi Magister PAI Jamilah MA.

Delegasi itu berangkat terdiri dari dua kloter rombongan. Kloter pertama, sudah tiba terlebih dulu di Belanda. Sementara delegasi UIN Malang kloter kedua, yang terdiri dari Rektor UIN Maliki Malang dan Sekretaris Prodi Magister PAI, dijadwal tiba tak lama lagi usai berangkat pukul 00.45 WIB pad 8 Juni 2022 dari Indonesia.
Isroqunajjah menjelaskan, rombongan pertama itu mendarat di Amsterdam, Belanda pada 7 Juni 2022 setelah 23 jam penerbangan dari Jakarta dengan transit di Jeddah. “Alhamdulillah delegasi UIN Malang kloter pertama mendarat dengan selamat dalam kondisi sehat di Bandara Schipol Amsterdam pada pukul 14.10 waktu Belanda,” ujarnya, Rabu (8/6/2022).
Menurut pria yang akrab di sapa Gus Is itu, usai melalui pengecekan imigrasi, delegasi melanjutkan perjalanan ke Den Haag untuk bertemu Atase Pendidikan Republik Indonesia di Belanda dan Kepala Sekolah KBRI di Belanda.

Selain melaporkan kedatangan tim delegasi, kegiatan itu juga membahas tentang inisiasi kerjasama dengan sekolah KBRI untuk Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa kelas International Class Program (ICP) dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Humaniora dan program Merdeka Belajar untuk semua fakultas.
Ditambahkan Gus Is, Atase Pendidikan RI di Belanda sangat mendukung berbagai program kerja sama itu. Bahkan akan difasilitasi kerja sama dengan perguruan tinggi di Belanda yang masuk 200 besar dunia.
Syaratnya, lanjut Gus Is, program tersebut harus berjalan. Bukan hanya sebatas dokumen MoU untuk persyaratan pemenuhan administrasi akreditasi program studi dan institusi.
”Namun lebih dari itu. Sehingga memberikan dampak nyata, khususnya bagi dunia pendidikan,” ujarnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id