MALANG, tugumalang.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar Rapat Terbuka Senat dalam rangka Harlah ke-62 dan Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-77 periode V Tahun 2023, Sabtu (28/10/2023).
Sebab itu, dalam rapat senat ini juga turut diluncurkan karya monumental berupa buku gagasan besar dari 12 guru besar dalam dua jilid buku.
Wakil Rektor I UIN Malang Prof Dr Hj Umi Sumbulah MAg menjelaskan, jumlah peserta wisuda kali ini mencapai 800 wisudawan. Rinciannya, dari FITK ada 139 wisudawan, Fakultas Syariah 84 wisudawan, Fakultas Humaniora 110 wisudawan.
Kemudian Fakultas Psikologi 3 wisudawan, Fakultas Ekonomi 166 wisudawan, Fakultas Sains dan Teknologi 279 wisudawan, Fakultas Kedokteran 6 wisudawan, dan Program Pascasarjana 13 wisudawan.

“Sebanyak 555 wisudawan berhasil meraih predikat cum laude dengan persentase sebanyak 71,7 persen. Rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) para lulusan adalah 3.59,” ujarnya.
Adapun, wisudawan terbaik Saejana disandang oleh Lutfi Adinda Salsabila dengan IPK 3.96, dan wisudawan terbaik Program Pascasarjana yakni Alfarabi Sidqhi Ahmadi dengan IPK 3.97, keduanya juga meraih predikat cumlaude.
Hal ini, kata dia, menjadi bukti keberhasilan UIN Malang dalam mencetak lulusan berkualitas, siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia, dan memperkuat warisan berharga yang diberikan oleh para ulama.
Dalam momentum tersebut, Rektor UIN Malang Prof Dr H Zainuddin MA turut menyampaikan sejarah hingga arah masa depan kampus Ulul Albab tersebut.
Dikatakan, UIN Malang lahir dan tumbuh dari Fakultas Tarbiyah IAIN Cabang di Malang yang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No. 17 Tahun 1961, dan Fakultas Syari’ah yang berkedudukan di Surabaya.
Kedua fakultas cabang ini merupakan fakultas cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang diresmikan oleh Menteri Agama pada 28 Oktober 1961.
Dalam perkembangannya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No. 20 tahun 1965, didirikanlah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel di Surabaya. “Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah Malang menjadi Fakultas Cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya,” jelasnya.
Lantas, melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1997, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang.
Hingga tahun 2004, diresmikan oleh Menko Kesra Prof HA Malik Fadjar, MSc pada 8 Oktober 2004 dengan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dengan tugas utamanya menyelenggarakan program pendidikan tinggi bidang ilmu agama Islam dan bidang ilmu umum.
Sebelum, pada 27 Januari 2009, Presiden RI Dr H Susilo Bambang Yudhoyono memberikan nama universitas ini dengan nama Universitas Islam Negeri “Maulana Malik Ibrahim” Malang.
Dan dikukuhkan kembali melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2009 tentang Perubahan Nama Universitas Islam Negeri Malang menjadi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Baca Juga: Kukuhkan 800 Wisudawan, 68,9 Persen Sarjana UIN Malang Raih Predikat Cumlaude
“PT ini juga pernah berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Sudan, yang saat itu diresmikan oleh Wakil Presiden RI H Hamzah Haz dan sejumlah pejabat tinggi pemerintah Sudan pada 21 Juli 2002,” terangnya.
Perihal arah pengembangan, UIN Malang tengah berada di tahap keempat dan kelima yaitu International Recognition and Reputation yang sedang berlangsung saat ini mulai tahun 2021–2025 dan 2026–2030.
“Saat ini kita berada pada posisi tahap keempat,” ujarnya.

Landasan perwujudan roadmap dan milestone tersebut adalah Visi Universitas yaitu “Terwujudnya Pendidikan Tinggi Islam Unggul Bereputasi Internasional”.
Visi ini kemudian diterjemahkan menjadi program dan kegiatan strategis yang dikawal dengan Indikator Kinerja Utama UIN Maliki Malang tahun 2021-2025 yang berjumlah 45 Indikator Kinerja Utama Universitas yang terdiri dari 17 Indikator Kementerian Agama, 12 Indikator Kementerian Keuangan dan 16 Indikator Institusional.
“Pengembangan akademik kelembagaam UIN Malang juga memiliki kekhasan yang mengintegrasikan antara Sains dan Islam. Integrasi ini telah diimplementasikan secara operasional melalui program Ma’had, Pusat Bahasa, Pusat Tahfidhul Qur’an dan Model Integrasi Pembelajaran (Integrated Learning Model/ILM),” pungkas dia.
Di sisi lain, Ketua Senat Prof Dr H A Muhtadi Ridwan MAg menambahkan akan pentingnya perayaan ini sebagai momen istimewa karena bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Santri Nasional kemarin.
Ia turut menyampaikan selamat sukses kepada seluruh lulusan yang akan diwisuda dan diikutsertakan dalam prosesi pengukuhan, yang mencakup lulusan ke-5595 hingga ke-5675.
“Saya berharap, wisudawan dan wisudawati dapat menjadi bagian dari 10 pemuda proklamator yang mampu menginspirasi perubahan positif di Indonesia,” harapnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko