Tugumalang.id – Tugas garda depan penanganan COVID-19 masih belum selesai. Hingga saat ini, lonjakan angka kasus penularan virus COVID-19 masih belum sepenuhnya mereda, termasuk Malang. Bahkan, sepekan terakhir angkanya kembali meningkat tajam.
Data per 26 Juni 2021, total sudah ada 6.998 orang di Kota Malang terpapar virus corona. Sebanyak 656 diantaranya meninggal dunia, 6.183 orang sembuh, dan 159 orang masih dalam pantauan.
Diantara jumlah itu, sebagian pasien yang terpapar virus asal Wuhan, China, ini adalah tenaga kesehatan (nakes), garda terdepan penanggulangan COVID-19. Di Kota Malang sendiri, sudah ada 620 nakes yang terpapar saat mereka bertugas.
Angka ini diungkapkan Kepala Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Bagong Priyantono, bahwa data ini dirangkum sejak awal pandemi hingga 27 Juni 2021 dari total 5 ribu nakes yang terhimpun di PPNI Malang Raya.
”Alhamdulillah, tidak ada yang sampai kejadian meninggal dunia,” ucapnya, pada Minggu (27/6/2021).
Melihat data ini, pihaknya turut prihatin. Apalagi, situasi pandemi ini juga masih belum menunjukkan gejala mereda. Ditambah lagi, dia merasa banyak masyarakat yang masih abai pada protokol kesehatan.
Melihat situasi seperti itu, lanjut Bagong, para nakes hanya bisa mengelus dada. Bagaimanapun, tugas sebagai garda terdepan penanggulangan wabah ini adalah kewajiban mereka. Pelayanan terbaik masih jadi komitmen utama.
”Melihat situasi di masyarakat masih banyak yang abai prokes, kadang kita kecewa. Kita kerja sampai gak ada cuti, siang malam, rasanya kayak sia-sia. Eskalasi kasusnya masih terus bertambah,” akunya, kecewa.
”Seperti di daerah Sudimoro itu. Kerumunan muda mudi banyak sekali. Banyak yang gak pakai masker. Tapi kalau sudah masuk RS, sampai marah-marah minta didulukan,” tambahnya.
Terlepas dari itu, dia tetap mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menerapkan prokes. Jangan sampai terjadi seperti di Surabaya, RS kewalahan hingga menangani pasien di parkiran.
”Kita sama-sama berjuang agar segera keluar dari pandemi. Saya hanya berharap masyarakat sadar. Caranya mudah, dengan disiplin prokes,” harapnya.
Di lain hal, pihaknya juga berharap pemerintah turut peduli dengan nasib nakes dari segi pemberian insentif ekonomi. Selama ini, menurut dia, masih kurang. “Selama ini seolah mereka bekerja sebagai tenaga kontrak. Insentif hanya cair secara periodik. Meski mereka juga sudah digaji, ada santunan dari provinsi, tapikan mereka juga butuh penghidupan lain,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti