MALANG, Tugumalang.id – Memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah patut diwaspadai. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, penyakit ini marak terjadi saat musim hujan, khususnya di bulan Januari-Maret.
Pada Januari-Maret 2022, tercatat 437 kasus demam berdarah. Kemudian pada Januari-Maret 2023, tercatat 407 kasus. Sementara di bulan lain, rata-rata tercatat 60-100 kasus per bulan.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kasus demam berdarah adalah cuaca dan kelembaban.
Nyamuk penyebab demam berdarah, aedes aegypti rupanya lebih ganas saat suhu di atas 30 derajat Celcius dan frekuensi gigitannya naik tiga sampai lima kali lebih tinggi. Suhu dan kelembaban tinggi ini biasanya terjadi saat musim hujan.
Baca Juga: Hingga Oktober 2022, Dinkes Kabupaten Malang Catat 877 Kasus Demam Berdarah
Selain itu, kebersihan juga menjadi salah satu faktor yang bisa mempengaruhi tinggi rendahnya kasus demam berdarah.
“Faktor yang mempengaruhi jumlah peningkatan dan penurunan kasus demam berdarah di antaranya adalah host seperti perilaku hidup bersih manusia dan faktor lingkungan,” kata Chair, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan bergotong royong membersihkan lingkungan. Masyarakat juga diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras dan menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk.
“Juga dapat diupayakan menanam tanaman penangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan obat/lotion anti nyamuk, dan tidak menumpuk pakaian kotor,” imbuh Chair.
Baca Juga: Per Oktober 2022, Tercatat 600 Kasus Demam Berdarah di Kota Malang
Apabila ada yang sudah menderita demam berdarah, maka pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Malang akan melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah sekitar tempat tinggalnya sebagai upaya pemutusan rantai penularan.
“Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran demam berdarah,” kata Chair.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko