Tugumalang.id – Film yang mengusung tema kemanusiaan pasca Tragedi Kanjuruhan akan segera hadir di bioskop. Film berjudul The Last Message ini menggambarkan kekuatan orang-orang yang harus kehilangan sesuatu yang pernah mereka miliki.
Trailer dari The Last Message telah ditayangkan di hadapan ratusan Aremania saat peringatan 100 hari Tragedi Kanjuruhan di halaman Stadion Kanjuruhan, Senin (9/1/2023) kemarin.
Rencananya film berdurasi satu jam ini akan dirilis dua bulan kemudian, yaitu Kamis (9/3/2023).
Oy Abadi, sutradara dari film The Last Message, mengatakan bahwa film ini memiliki cerita tentang keikhlasan. Tema perdamaian juga diusung di sini.
“Jadi saya membuat film ini (dengan) mengambil seperti apa sih rasanya kalau kita kehilangan,” ujar Abadi.
Meski akan resmi tayang pada bulan Maret nanti, Abadi berharap film ini bisa diputar ulang pada peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan.
“Saya berharap ini jadi satu momen di mana nanti tanggal 1 Oktober 2023 kami bisa putar ulang. Sehingga, bisa jadi satu momentum yang berharga buat di Malang,” kata Abadi.
Para lakon di film ini akan diperankan oleh seniman-seniman lokal di Malang. Namun, ada aktris senior nasional yang juga turut berpartisipasi, yaitu Yati Surachman.
Sinopsis The Last Message
Film ini bergenre drama, mengangkat isu sosial dan seni budaya yang ada di Malang. Ingin memberikan pesan damai untuk Indonesia pada khususnya, dan dunia pada umumnya.
Film ini tidak berpihak pada siapa pun dan tidak menyalahkan atau membenarkan tindakan sekelompok atau instansi, hanya menyampaikan pesan terakhir, The Last Message.
Film ini menggambarkan seorang perempuan dalam menghadapi sebuah kenyataan hidup. Seorang nenek yang kehilangan cucunya, perjuangan seorang penari topeng jalanan, dan ada kisah seekor anjing K9 yang harus kehilangan ownernya.
Situasi kacau tersebut tidak digambarkan secara visual, namun digambarkan dengan tari kontemporer.
Hingga pada akhirnya mereka harus mengikhlaskan dan mengadakan larung di laut, melepaskan botol plastik yang di dalamnya ada pesan yang disampaikan melalui semesta, “bahwa sesuatu yang kita anggap hilang, sebenarnya tidak akan pernah hilang.”
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A