MALANG – Sosok muda dibalik maskot dan logo HUT ke-108 Kota Malang, adalah Muhammad Zahir Fikri, pria asli Gresik, salah satu desain grafis muda ternama Kota Malang.
Ya, Zavik, sapaannya, merupakan sosok perancang maskot sekaligus logo HUT ke-108 Kota Malang. Tak hanya mendapat apresiasi dari Wali Kota Malang Drs H Sutiaji, karyanya juga dilekatkan di banyak tempat sebagai branding daerah.
Siapa sangka, rupanya pria berkacamata ini memang mengikuti perkembangan logo HUT Kota Malang dari tahun ke tahun. Saat di HUT Kota Malang ke102 tahun. Zavik menilai, Pemerintah Kota Malang masih belum serius membranding momen tersebut.
“Saat HUT Kota Malang ke 102, saya inisiatif membuat logo Pemkot. Saat itu, belum event (lomba desain) sama sekali. Logonya berwarna merah dan bahkan sempat vital,” bebernya.
Sejak itu, dengan inisiatif dan tangan kreatifnya, Zavik hampir setiap tahun membuat logo HUT untuk ikut memeriahkan Kota Malang. Hingga di tahun 2022, upayanya berhasil di lirik, bahkan digandeng dan dilibatkan langsung oleh Pemerintah Kota Malang.
“Waktu itu saya berfikir kalau Malang ini sebenarnya banyak potensi, tapi kenapa enggak digandeng, kan eman (sayang). Jadi yang saya lakukna dulu ya hanya bikin sendiri saja, inisiatif, yang akhirnya di repost oleh banyak orang di sosial media,” jelasnya.
Alumnus Universitas Negeri Malang (UM) ini, memang terjun secara profesional di desain grafis sejak lulus kuliah di tahun 2015. Ia aktif mengikuti berbagai ajang perlombaan hingga menyusun project pribadi. Bahkan, salah satu project pribadinya berhasil digandeng oleh produk minuman soda dari luar negeri, tepatnya di London, Inggris pada tahun 2019.
“Waktu itu saya mengerjakan desain kemasan minuman kaleng soda dari London. Produknya memang asli dari sana. Mereka menghubungi saya melalui email yang ada di instagram. Di instagram itu, memang saya cantumkan karya sampai kontak email,” imbuhnya.
Berkolaborasi selama kurang lebih 2 tahun, Zavik berhasil mendapatkan sallary hingga puluhan juta dengan bersenjatakan Adobe Illustrator dan CorelDRAW. Ia turut membangun brand dari awal. Mulai dari logo, kemasan, kardus hingga template di sosial media. “Itu karya termahal yang pernah saya buat dan saya banggakan,” urai pria yang juga desain grafis di Microstock itu.
Menurutnya, hal tersulit dari membuat ilustrasi grafis adalah memvisualkan makna desain agar diterima oleh masyarakat. “Menemukan kira-kira apa yang dimaui oleh masyarakat sehingga diterima masyarakat luas itu yang sulit. Karena saya mendesain bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain,” terangnya.
Ke depan, Zavik berencana ingin mendirikan start up dan membuat agensi desain grafis. Selain mengembangkan potensi diri, namun juga ingin merangkul generasi muda yang kreatif untuk berjalan seiringan.
“Dulu sempat bikin agensi juga sama teman-teman, namun kandas di tengah jalan setelah tiga tahun. Jadi sekarang mau mencoba bener-bener bikin sendiri,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id