Tugumalang.id – Perayaan Idul Fitri menandai selesainya Ramadan. Biasanya, pada hari raya ini dimulai keluarga dan masyarakat akan untuk salat Ied di masjid, diikuti dengan menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama teman dan tetangga.
Budaya di seluruh dunia memiliki tradisi Idul Fitri yang unik. Namun, seperti apakah rasanya berlebaran di negara dengan minoritas muslim?
1. Amerika Serikat
Umat Islam di AS hanya 1 persen dari keseluruhan jumlah penduduknya. Hal ini menjadikan muslim sebagai minoritas di negara adikuasa tersebut. Di Amerika tidak ada hari libur dan cuti bersama saat Lebaran. Hal ini membuat warganya tetap beraktivitas seperti biasa.
Pada 2022, pelaksanaan salat Idul Fitri secara berjemaah di AS sudah diperbolehkan usai pandemi berlalu. Bahkan mereka melaksanakannya di tempat terbuka, yakni sebuah aula besar di Kota Raleigh, Amerika Serikat.
2. Jepang
Jepang merupakan negara Asia dengan minoritas Muslim yang mengalami pertumbuhan populasi. Sekitar 130.000 muslim menyebut Jepang sebagai rumah mereka. Idul Fitri di Jepang didominasi oleh hadirnya hidangan manis, sehingga disebut “Idul Fitri yang manis”.
Beberapa makanan manis Idul Fitri yang biasa disediakan antara lain Sheer Khurma tradisional, Shashi Tukray, dan Gulab Jaman. Beberapa mungkin menambahkan makanan favorit Jepang, seperti tapioka manis dan jeli kopi sebagai bagian dari pesta perayaan.
3. Ukraina
Muslim di Ukraina juga menjadi minoritas dengan keberadaan mereka yang hanya sekitar 4 persen saja. Mereka merayakan “shchaslyvoho Id” dengan hidangan rumahan yang memenuhi meja makan.
Ketika Idul Fitri jatuh pada bulan yang hangat, umat muslim di sana akan pergi piknik di taman dengan menyantap barbeque serta buah-buahan.
Selain itu, beberapa orang juga memberikan manisan khusus kepada anggota keluarga mereka. Pertemuan keluarga disesuaikan dengan jadwal setiap orang sebab Idul Fitri belum dianggap sebagai hari libur negara.

4. Singapura
Negara tetangga kita ini ternyata memiliki populasi Islam sebanyak 19 persen saja, lho. Salah satu hal menarik dari perayaan Idul Fitri di Singapura adalah adanya ledakan warna yang menerangi area Geylang Serai, salah satu pemukiman Melayu tertua di Singapura.
Geylang Serai telah menjadi pusat perayaan Idul Fitri bagi umat Islam yang tinggal di Singapura. Tempat ini juga merupakan rumah bagi Bazaar Ramadan tahunan.
5. Islandia
Idul Fitri dirayakan di salah satu dari sedikit masjid di Reykjavík, ibu kota Islandia. Para tamu yang berkunjung ke masjid dijamu makanan prasmanan internasional yang menggiurkan, termasuk masakan Indonesia, Mesir, dan Eritrea.
Sangat menyenangkan bagi anak-anak mengenakan pakaian terbaik mereka dan bertukar hadiah dengan sesama teman serta anggota keluarga. Islam di negara ini merupakan agama dengan sedikit penganut, yaitu hanya 0,4 persen saja dari total penduduknya.
Di puncak musim panas, matahari tetap berada di langit lebih lama dari biasanya, matahari terbenam di tengah malam dan kembali dua jam kemudian. Artinya, umat Islam yang tinggal di Islandia diharuskan berpuasa hingga 22 jam sehari.
Cendekiawan menawarkan kemudahan bagi mereka yang tinggal di zona tersebut. Mereka boleh memilih untuk berbuka puasa berdasarkan waktu matahari terbit dan terbenam dari negara terdekat, atau mengamati zona waktu Arab Saudi.
6. New Zealand/Selandia Baru
Perayaan Idul Fitri di Auckland, Taman Eden membuka pintunya untuk Hari Raya Idul Fitri. Festival di Eden Park menampilkan segala jenis karnaval yang menyenangkan termasuk banteng-bantengan, foosball manusia, dan berbagai penjual makanan yang menjual kelezatan dari seluruh wilayah.
Meskipun Hari Raya Idul Fitri adalah waktu yang tepat bagi keluarga dan teman untuk merayakan acara tersebut bersama-sama, Hari Raya Idul Fitri juga berfungsi sebagai acara penting bagi pengunjung dari semua lapisan masyarakat untuk belajar dan merangkul komunitas Muslim selama acara spesial ini.
Reporter: Shinta Alifia
Editor: Herlianto. A