MALANG – Peliknya pengusutan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa telah mengusik nurani Aremania. Kini, sejumlah Aremania mulai gantung syal sebagai bentuk kekecewaan mereka atas rumitnya penanganan peristiwa memilukan pada 1 Oktober 2022 itu.
Kelompok suporter Aremania Blimbing lebih dulu memulai aksi itu. Sejumlah syal mereka gantung di jembatan penyeberangan jalan di wilayah Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Kini Aremania lain mulai ikutan, sejumlah tempat seperti di jembatan penyeberangan Kayutangan Heritage, Kota Malang mulai terpasang syal digantung.
Perwakilan kelompok suporter Aremania Blimbingham, Sindu mengatakan bahwa aksi itu merupakan bentuk kekecewaan dan ungkapan duka cita mendalam atas meninggalnya ratusan suporter dalam Tragedi Kanjuruhan.
“Selama pengusutan tidak terbuka dan tidak menghasilkan keadilan bagi korban, kami tidak akan nribun lagi (gantung syal),” kata Sindu, Selasa (1/11/2022).
Dia mengaku harus menepi dulu dari dunia persepakbolaan. Olahraga yang dia cintai itu telah menjadi industri. Namun penyelenggaraannya tak sesuai dengan puluhan ribu tiket yang mereka beli, bahkan telah menimbulkan korban jiwa.
“Kami menepi dulu. Gak tau sampai kapan. Selamanya atau tidak. Tapi ini murni dari hati nurani kami,” ucap Sindu.
Jersey Klub Dibuang
Sindu mengatakan bahkan sejumlah kawannya telah membuang jersey jersey klub kebanggan mereka. Dia menegaskan, aksi itu adalah bentuk kekecewaan dan duka mendalam atas Tragedi Kanjuruhan.
“Memang mending enggak usah Arema-Aremaan kalau ujungnya seperti ini. Sepakbola tak sebanding dengan nyawa,” ungkapnya.
Sementara itu, Aremania lain bernama Suhe mengaku juga telah gantung syal dan tidak akan nribun pasca Tragedi Kanjuruhan. Dia menyebut korban luka dan keluarga korban meninggal belum mendapatkan keadilan.
“Gak bakal lagi lihat sepakbola kalau ujung-ujungnya seperti ini, tidak usah. Saya berhenti,” ujarnya.
“Saya tak akan membeli tiket, tidak membeli produk sepakbola lagi. Kami tidak akan nribun lagi, vakum dulu sampai waktu yang tidak ditentukan,” imbuhnya.
Suhe yang juga merupakan pecinta dan kolektor jersey Arema bahkan telah melelang jersey koleksinya. Hasil lelang itu akan dia salurkan kepada korban luka maupun keluarga korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.
“Ini masih berlanjut, sudah belasan jersey yang saya lelang, mayoritas Arema. Ini kemanusiaan untuk korban serta bentuk kekecewaan atas kejadian ini,” tuturnya.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali menyebutkan bahwa aksi itu akan menjadi peringatan bagi pelaku industri sepakbola.
“Aksi ini akan membuat klub-klub akan lebih aware terhadap suporter. Bagaimana mereka bisa mengembalikan kepercayaan suporter lewat sistem keamanan dan keselamatan yang diperbaiki,” tuturnya.
Menurutnya, sistem keamanan dan kenyamanan suporter di stadion memang harus diperbaiki oleh klub maupun federasi. Dia menyebutkan bahwa industri sepakbola memang cukup bergantung pada kondisi stadion.
“Kalau mau ya perbaiki sistem keamanan dan keselamat. Suporter pasti akan kembali. Industri sepakbola sangat tergantung kepada stadion yang disajikan,” pungkasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A