Tugumalang.id – Kebutuhan kendaraan atau mobil wisata di Kota Batu, Jawa Timur sebenarnya sudah menjadi gagasan sejak lama dari para pelaku transportasi di kota wisata tersebut. Bahkan mereka berinisiatif sendiri untuk membuat kendaraan wisata alternatif.
Mobil wisata itu namanya Kawanku. Dibuat dari hasil patungan bahkan biaya sendiri sopir Angkutan Umum dan Odong-Odong. Alternatif kendaraan ini muncul akibat konflik antara supir angkot dan odong-odong.
Akhirnya dibuat jalan tengah dengan memodifikasi mobil angkot namun dengan tampilan berbeda. Ini dibuat sebagai solusi agar pengusaha angkot tetap dapat bertahan hidup dan diberi ruang kontribusi terhadap sektor pariwisata. Selain itu, diharapkan juga wisatawan dapat memiliki sejumlah kendaraan alternatif wisata selain dokar.
Ketua Aliansi Angkot 9 Jalur Heri Junaedi menjelaskan dibuatnya mobil wisata hasil modifikasi dari mobil angkot ini agar dapat menarik wisatawan untuk menggunakan transportasi umum yang sudah resmi.
Hanya saja waktu itu kemudian marak kehadiran mobil odong-odong dan menuai polemik. Sehingga, muncullah ide membuat mobil wisata ini. ”Semua sudah sepakat dan direalisasikan memakai dana pribadi,” kata dia dihubungi, Minggu (12/2/2023).
Usut punya usut, biaya membuat per mobil wisata ini ternyata memakan biaya cukup tinggi yakni hingga Rp 24 juta. “Harga segitu hanya modifikasi body saja, tanpa lampu dan audio. Ternyata biayanya besar sekali,” ujarnya.
Kata Heri, sudah ada 12 kendaraan angkot wisata yang dimodifikasi. Rencana nanti akan dibagi kepada supir angkot dan juga odong-odong yang sudah rela keluar uang. Terlepas dari itu, diharapkan mobil itu bisa segera beroperasi.
Saat ini, untuk proses modifikasi kendaraan wisata itu sudah mencapai sekitar 90 persen. Di sisi lain, untuk pengurusan izin kepada Kemenhub juga telah dibantu Dishub Kota Batu.
”Saya harap bisa segera beroperasi. Kalau rute dan tarif masih nanti kita bahas,” pungkasnya.
Diketahui, wacana kendaraan wisata ini mencuat setelah Kota Batu dikritik sebagai kota wisata namun minim alternatif kendaraan wisata. Sebab itu, Pemkot Batu mulai melirik untuk menghadirkan kendaraan khusus wisata. Seperti halnya bus Macito yang digagas Pemkot Malang.

Jika ada kendaraan seperti ‘Bus Macito’, magnet wahana wisata di Kota Batu akan semakin kuat. Salah seorang wisatawan, Budiman S (45) juga ikut mengusulkan agar Kota Batu memiliki semacam kendaraan atau mobil wisata dalam kota.
”Iya, kenapa gak ada bus wisata gitu ya disini? Saya kira bus wisata itu pas banget kalau ada di sini. Jadi pengunjung bisa lebih puas jalan-jalan,” kata dia.
Selama ini, ketika dirinya ke Alun-Alun Kota Batu, praktis hanya melakukan aktivitas jalan-jalan saja. Kadang, anaknya ia sewakan skuter agar tidak bosan. ”Misal ada bus wisata gitu pasti lebih seru,” ujarnya.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai juga merasa tertarik menghadirkan kendaraan wisata itu. Hanya saja memang butuh waktu yang tidak sebentar. Terlebih, kendaraan wisata juga memerlukan infrastruktur penunjang lain.
”Seperti tempat parkirnya, rest area, juga harus ada terminal C. Semua harus disiapkan dulu sebelum melangkah ke pengadaan kendaraan wisata,” kata Aries, Selasa (7/2/2023).
Jika tidak dipenuhi, sambung Aries, dikhawatirkan akan muncul masalah-masalah baru. Aries sendiri bahkan berencana mulai menggodoknya selama masa dia menjabat. Jadi, untuk saat ini, mereka belum punya gambaran utuh soal kendaraan wisata apa yang cocok dihadirkan di Kota Batu.
”Mungkin bisa kita realisasikan 1 sampai 2 tahun mendatang. Karena itu tadi infrastruktur penunjang juga harus disiapkan. Kalau tidak, nanti bakal ada masalah baru,” tegasnya.
Bicara potensi soal keberadaan kendaraan wisata ini, Pemkot Malang terbilang berhasil melahirkan daya tarik lain dari Kota Malang. Dengan Bus Macito, warga dan wisatawan bisa berkeliling Kota Malang dari atas shuttle bus. Hingga kini, Pemkot Malang malah menambah hingga 5 armada bus.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko