Tugumalang.id –Apa yang dilakukan Singapura patut dicontoh oleh beberapa negara lainnya, terutama di Asia Tenggara, dalam mengatasi persoalan sampah.
Limbah atau sampah masih menjadi persoalan global. Hampir semua negara di dunia menghadapi persoalan ini, tak terkecuali Indonesia. Setiap tahunnya diperkirakan jumlah sampah yang dihasilkan dunia mencapai 2 miliar ton.
Sepertiga di antaranya dibuang secara terang-terangan dan dibakar. Jumlah ini akan terus bertambah, bahkan perkiraan sampah pada tahun 2050 akan meningkat hingga 3.4 miliar ton. Sungguh mengerikan.
Banyak negara telah berupaya untuk mencari solusi atas persoalan sampah ini. Salah satunya dilakukan oleh Singapura, negara ini mengubah sampah menjadi energi listrik.
Singapura mengalami sejarah panjang soal pengelahan sampah. Sebelumnya negara kecil ini memperlakukansampah dengan tiga hal, yaitu membakar di tempat pembakaran, membuang di tempat pembuangan akhir, dan dibuang secara terbuka tanpa melalui proses apapun.
Namun, Singapura menyadari bahwa pembuangan sampah tanpa diproses akan mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.
Perjalanan panjang pengolahan sampah membawa negara Asia Tenggara ini dapat mengubah limbah menjadi energi pendukung kehidupan. Melalui proses pembakaran dengan suhu 850-1000°C.
Lalu abu pembakaran menjadi logam Ferrous dan non ferrous. Energi inilah yang dapat dipindahkan ke fasilitas lain setelah melalui proses akhir. Sementara itu, polusi selama pembakaran telah diolah lebih dulu agar tidak mencemari atmosfir.
Aliran listrik yang dihasilkan merupakan konversi air menjadi uap. Proses ini dibantu oleh perusahaan Mitsubishi serta Hylux. Sehingga saat ini Singapura dapat memproses 3600 ton sampah per harinya.
Perlu diketahui, sebuah wilayah di daerah Semakau, Singapura, seluas 350 hektar digunakan sebagai TPA. Untuk mengangkut sampah ke pulau tersebut digunakan kapal feri khusus yang menyebrang sejauh 33 kilometer.
Reporter : Auliya Rahma Maziidah
Redaktur : Herlianto. A