MALANG – Tak hanya dikenal dengan bangunan khas Belandanya, Kampoeng Kajoetangan Heritage (KJT) juga memiliki jajanan yang patut di coba, yakni Onbijtkoek. Kue rempah khas Belanda ini bakal banyak dijumpai di kawasan wisata itu dari tangan UMKM.
Bersama tim pengabdian dosen STIE Malangkucecwara (ABM), warga setempat khususnya ibu-ibu PKK RW 9 terus berupaya menguatkan branding kue tersebut sebagai oleh-oleh khas KJT.
Dengan latar belakang itulah, kampus yang beralamat di Jalan Candi Kalasan, Kota Malang ini membuat serangkaian program pembinaan dan pendampingan Kajoetangan Heritage.
“Ini sudah dilakukan beberapa semester lalu, sifatnya pembinaan apa yang sebetulnya bisa diambil di Kajoetangan Heritage ini untuk kemudian di komersilkan dan salah satunya kita mencoba mengeksplor onbijtkoek sebagai ciri khas,” ujar perwakilan tim pengabdian dosen STIE Malangkucecwara, Fera Tjahjani usai pelatihan Strategi Menjual Melalui Marketplace & Market Price di Balai RW KJT Heritage, Sabtu (13/11/2021).
Sebelumnya, lanjut Fera, telah dilakukan dua pelatihan. Yakni pembuatan dan pengemasan kue onbijtkoek. Termasuk teknik pengambilan foto produk agar lebih menarik.
“Setelah pelatihan pembuatan dan pengemasan, saat ini pemasaran melalui market place. Karena bisnis kan naik turun, maka kami tekankan bagaimana untuk mengawal semangat wirausaha ini untuk tetap meningkatkan penjualan,” sambungnya
Ke depan, pihaknya berharap rangkaian pendampingan dan pelatihan ini bisa mengeksplore produk atau inovasi lain yang tak kalah menarik.
“Sekarang kan zamannya kolaborasi, sehingga antar kalau antar perguruan tinggi menggarap kayutangan ini menjadi serius akan jauh lebih baik. Tak hanya mewujudkan tri dharma perguruan tinggi dalam pengabdian masyarakat tapi juga meningkatkan pendapatan warga setempat,” tukasnya
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan Mila Kurniawati menyambut baik program ini. Sebab selain sangat membantu juga menambah wawasan bagi warga setempat khsusunya pelaku usaha dalam mengolah sampai digitalisasi memasarkan produk.
“Alhamdulillah terbantu, kita kepingin UKM disini tidak mengandalkan tamu wisatawan yang datang tapi juga bisnis secara online agar lebih dikenal. Kan kalau sudah dikenal, orang-orang akan penasaran dan mencari kesini,” tambahnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Sujatmiko