BATU | TuguMalang.id – Terseretnya Julianto Eka Putra (JEP) dalam kasus dugaan kejahatan seksual yang mencuat akhir-akhir ini membawa dampak pada aktivitas pendidikan di Sekolah SPI Kota Batu. Di tahun ajaran 2022-2023 ini saja, total hanya ada 26 siswa yang masuk.
Para siswa ini telah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak 18 Juli 2022 kemarin. Sebenarnya, sudah ada 40 siswa dari berbagai daerah dan agama di Indonesia telah diterima. Namun, yang datang hanya tersisa 26 orang.
Menurut Kepala Sekolah SMA SPI, Risna Amaliyah menuturkan perkembangan informasi seputar kasus JEP di luaran sangat berpengaruh dalam hal ini. Sebagian dari mereka, ada yang tidak jadi berangkat dan bahkan kembali pulang setelah sehari datang ke sekolah.
”Ada yang dari Medan itu sudah mau berangkat, orang sekitarnya kuatir terus dan akhirnya gak jadi berangkat. Bahkan ada yang sudah datang kesini, terus balik pulang lagi,” ungkap Risna pada awak media, Rabu (20/7/2022).
Kendati demikian, pihaknya sebagai pengajar tidak ingin berlarut-larut karena hal itu. Kegiatan MPLS tetap berjalan seperti biasa seolah tidak tahu apa yang berkembang dan sedang terjadi di luaran. Fokus mereka hanya satu, bagaimana caranya agar anak-anak ini menempuh pendidikan dan kehidupan yang layak.
Kondisi ini diakui Risna cukup berbanding terbalik pada saat sebelum adanya kasus tersebut. Biasanya SMA SPI bisa menerima hingga 90 siswa per tahun. Kendati demikian ia tak ingin pesimis dan percaya bahwa masa-masa sulit sekolah ini akan berakhir.
Ia bersama tenaga pengajar yang lain berupaya tetap mempertahankan lembaga pendidikan yang telah menyelamatkan banyak anak tak mampu meraih masa depannya.
”Bagaimanapun saya tetap harus semangat. Kalau ketemu anak-anak itu bawaannya semangat,” tuturnya.
Dalam kegiatan MPLS itu, para siswa baru diajak berkeliling sekolah untuk mengenali setiap tempat dan lingkungan yang ada di sekolah, termasuk teman dan para gurunya.
Selain itu, mereka juga mendapatkan penyuluhan dan pembekalan terkait banyak hal mulai bahaya narkorba, sekolah ramah anak hingga pengenalan potensi diri. Mereka akan menjalani kegiatan belajar mengajar aktif pada Kamis (14/7/2022).
Meski sekolahnya diterpa kabar tak sedap, sejumlah siswa baru ini tetap ikut setiap program kegiatan itu dengan baik dan ceria, seperti anak muda pada umumnya. Seperti diakui Sheril Jesiana Anastasya asal Lumajang yang mengaku senang di hari-hari pertamanya bersekolah.
Sheril merupakan anak yatim piatu yang sebelum ini tinggal di sebuah panti asuhan. Ketika diterima di SMA SPI dia berharap tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk meraih masa depannya yang baik.
“Saya sudah tinggal di sini dua minggu. Dan saya masih beradaptasi. Harapan saya nanti kalau sudah lulus sudah punya banyak skill, sehingga ketika nanti kuliah, saya juga bisa nyambi kerja berpenghasilan,” tuturnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id