Oleh: Dwi Lindawati*
Semenjak adanya virus COVID-19 yang melanda selama setahun lebih, saya akhirnya lama sekali tidak membuat event bersama difabel. Biasanya tiap bulan selalu saja ada acara, tapi akhirnya beberapa kegiatan bersama komunitas difabel pun harus berhenti sementara. Hanya saja, kami tetap rutin melaksanakan Jumat Barokah dengan membagikan nasi kepada masyarakat.
Tapi, pada Selasa lalu (08/06/2021), owner Dd Kids Public Speaking Ika Dian Anggreini tiba-tiba menanyakan kabar saya melalui pesan WhatsApp.
“Apa kabar, Mbak Linda?” ujarnya melalui WA.
“Kabar baik, Mbak,” ujarku singkat.
“Meet up yuk, ada yang mau saya obrolin nih,” ujarnya.
Bermula dari pesan singkat tersebut, akhirnya Mbak Ika, sapaan akrabnya, mengajak saya silaturahim atau kalau bahasa kerennya zaman now yaitu ngajak meet up bareng sambil makan siang.
Singkat cerita, akhirnya kami bertemu di Ladang Coffee Kota Malang, tepatnya di dekat Taman Merbabu, Jl Guntur No 31, Minggu (13/06/2021). Dengan menggeber motor roda tiga, sampailah saya di kafe tersebut. Saat memarkir motor, Mbak Ika pun tampak melempar senyum manisnya sambil melambaikan tangan kepada saya. Maklum saja, kami hampir setahun lebih tidak bertemu, bahkan lama sekali tak berkolaborasi bersama secara langsung.
Di kafe yang nyaman serta dilengkapi aksesori-aksesori klasik itu, kami pun melepas rindu. Tak lupa meski di masa pandemi, kami sempat-sempatnya cipika-cipiki. Biasalah kebiasaan perempuan jika bertemu.
“Apa kabar, Mb Ika,” ujarku mengawali pembicaraan.
“Alhamdulillah baik, lama banget ya kita nggak ketemu selama pandemi ini. Sampai kangen,” ujarnya.
Ya, memang wabah Covid-19 tengah mengubah segalanya. Mulai dari kebiasaan, pola hidup, pembatasan aktivitas, hingga perubahan cara kongkow dan silaturahmi. Namun, dari pertemuan saya bersama Mbak Ika ternyata ada hal besar yang ingin kami wujudkan bersama. Yaitu berkolaborasi membuat karya film untuk memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2021.
Sambil ngobrol gayeng dan menikmati spageti dan minuman segar ala kafe itu, kami saling bertukar pikiran bagaimana konsep film yang akan digarap.Tentunya di sini karena saya adalah difabel, pasti seperti biasa saya akan mengoordinasi anak-anak difabel yang ingin ikut casting dan menjadi bagian dari proyek sosial ini.
Tak berpikir panjang, saya pun menerima tawaran itu, hitung-hitung ibaratnya memanasi mesin karena sudah lama tidak membuat event.
“Saya ingin melibatkan anak difabel karena ingin mengajarkan kepada murid-murid di Dd Kids untuk peduli dengan sesama, terutama dengan difabel. Pengen mereka tidak ada sekat. Malahan saya pengen mereka berbaur ketika proses shooting dan nggak ada geng-gengan,” ujarnya tegas.
“Saya malahan sangat berterima kasih sekali, Mbak Ika selalu melibatkan teman-teman difabel, apalagi diajak main film. Karena nggak semua orang memberikan kesempatan kepada difabel untuk membuat film. Ok saya siap mengoordinasi mereka, Mbak,” ujar saya mantap.
Setelah memantapkan rencana dan konsep, kami pun saling menceritakan kegiatan maupun banyak hal yang kami alami selama masa pandemi Covid-19. Hingga tak terasa sudah 2 jam kami ngobrol ngalor-ngidul untuk merencanakan proyek ini. Kami pun sama-sama berharap semoga rencana kami sesuai harapan. Kami ingin membuktikan di tengah pandemi masih bisa membuat karya. Dan silaturahmi ini pun akan berlanjut ke rencana selanjutnya.
*Penulis adalah Redaktur Tugu Jatim ID.