Malang, Tugumalang.id – Ada yang berbeda dari suasana tempat peribadatan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Jawa Timur pada Minggu (7/7/2024). Selain aktivitas beribadah, suasana Klenteng hari ini juga dimeriahkan dengan helatan Kejuaraan Tenis Meja Bhayangkara EAK Cup 2024.
Helatan kejuaraan tenis meja itu berlangsung di Hall Klenteng sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas beribadah. Menariknya lagi, kejuaraan itu diikuti total 144 peserta yang terbagi menjadi 36 tim dari Malang Raya.
Kejuaraan tersebut dibuka secara resmi oleh Kasat Resnarkoba Kompol Harjanto Mukti Eko Utomo yang mewakili Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto, Ketua Klenteng Eng An Kiong Rudi Than dan Ketua PTMSI Soejianto dengan bermain tenis meja atau pingpong bersama.

Kapolresta Makota Kombes Pol Budi Hermanto menjelaskan Bhayangkara EAK Cup 2024 digelar bertujuan untuk memperingati HUT Bhayangkara ke-78 dan HUT Klenteng Eng An Kiong ke-199 melalui olahraga tenis meja.
Baca Juga: Ratusan Atlet Meriahkan Kejuaraan Nasional Ngalam Roller Sport Piala Pj Wali Kota Malang XI 2024
Selain itu juga untuk meningkatkan sinergjtas antara TNI, Polri, Tokoh Agama, Pelaku Olahraga, dan seluruh elemen masyarakat menjaga kondusivitas wilayah. Olahraga tenis meja menjadi media yang tepat untuk merekatkan silaturahmi sekaligus membudayakan gaya hidup sehat.
”Terima kasih atas dukungan semua pihak atas terselenggaranya Kejuaraan ini. Tetap bermain dengan fair play dan salam olahraga,” terangnya.
Sementara, Ketua Panitia Hedros menjelaskan jika kejuaraan ini digelar atas inisiatif Polresta Makota dan Klenteng Eng An Kiong. Meski baru digelar perdana, animo pesertanya tinggi sekali karena turnamen ini digelar secara inklusif baik dari segi sistem pertandingan dan benefitnya.
Hendros menjelaskan jika sistem pertandingannya menggunakan sistem umur yakni 35 tahun dan 55 tahun. Dengan begitu, semua peserta memiliki peluang untuk juara.
Baca Juga: Dorong Sport Tourism, SIWO PWI Kota Batu Gelar Turnamen Catur hingga Tenis di Tempat Wisata
”Selain itu juga dalam kejuaraan ini peserta tidak hanya mendapat trofi, tapi juga medali. Sistem yang inklusif inilah yang membuat animo pesertanya membeludak. Sebenarnya, animonya lebih dari 36 tim,” ungkapnya.
Terpisah, salah satu peserta Ridhoi (54) menuturkan apresiasinya atas terselenggaranya kejuaraan ini. Menurut dia, kejuaraan dengan sistem inklusif ini dapat kembali membumikan olahraga pingpong. Apalagi dalam kejuaraan ini mengusung semangat toleransi antar umat beragama.
”Harapan saya kejuaraan ini dapat berkelanjutan sehingga dapat kembali menghidupkan gairah Tenis Meja,” jelasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko