Tugumalang,id – Indonesia kaya akan kulinernya, terutama jajanan yang dijual di pinggir jalan. Baik di kota maupun di desa, gerobak penjaja kudapan selalu ramai pelanggan. Masyarakat menggemarinya karena rasa yang nikmat dan harga terjangkau.
Salah satu jajanan pinggir jalan yang terkenal adalah molen. Kudapan ini biasanya berupa pisang yang dililit adonan tepung pipih dan digoreng hingga kecoklatan. Molen paling nikmat disantap saat masih hangat dan kulitnya masih renyah.
Molen memiliki cita rasa manis dari pisang yang berada di tengahnya. Sementara kulitnya memiliki sensasi gurih yang bisa mengimbangi rasa manis tadi.

Saat ini, molen dijual dengan berbagai varian isian, seperti coklat meses dan selai stroberi. Bentuknya juga dibuat lebih kecil agar lebih mudah mengisinya dengan coklat meses dan selai stroberi. Meski versi yang ini banyak digemari, masih ada penjaja yang menjual molen dengan isian pisang dan berukuran besar.
Di Malang Raya, molen menjadi salah satu jajanan populer yang banyak ditemui di pinggir jalan, baik di siang hari maupun malam hari. Bergantung pada ukuran, molen biasanya dijual dengan kisaran harga Rp 200-1.000 per buah.
Meski populer di Malang, molen berasal dari bagian barat Pulau Jawa, yakni Kota Bandung. Tidak ada yang tahu kapan pastinya molen diciptakan.
Dilansir historia.id, molen baru populer di tahun 1990-an. Namun kudapan ini diyakini telah ada jauh sebelum itu.
Molen sempat disebut di karya sastra Putu Wijaya yang berjudul Perang (1990). Di dalam novel itu, Putu menyebut, “Berkat pidato Arjuna, para punggawa mengendorkan urat-uratnya. Lalu kopi dibagikan, juga pisang molen, untuk meredakan suasana.”
Molen juga muncul di Majalah Pertiwi no 12, tanggal 19 Maret – 1 April 1990. Di situ disebutkan nama molen berasal dari alat pembuat mi yang digunakan untuk memipihkan adonan. Alat tersebut akrab disebut dengan molen.
Sementara itu, dalam Bahasa Belanda, molen berarti penggilingan yang digerakkan oleh kincir angin. Seperti penggilingan tersebut, alat pemipih bernama molen juga digerakkan dengan cara diputar.
Dari namanya, molen memang memiliki sedikit kaitan dengan Belanda, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kudapan ini mendapat pengaruh dari kuliner Belanda.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti