SEMARANG – Liburan akhir tahun awak karyawan Tugu Media Group ke Semarang dan Yogyakarta diawali dengan momen spesial. Kami mendapat kesempatan berkunjung langsung ke rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di Jalan Rinjani, Gajahmungkur, Semarang, Jateng, Rabu (15/12/2021).
Pagi itu sekitar pukul 08.35 WIB, datang ditemani Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana. Saat dikunjungi, pria yang akrab disapa Gus Yasin ini tampil sederhana dengan gaya ‘nyantri’ khasnya. Memakai sarung dan kopyah peci.
Bukan soal apa, Gus Yasin sendiri memang adalah seorang santri bahkan lahir di lingkungan Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang. Gus Yasin sendiri adalah putra mendiang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Sarung dan peci bukan barang asing baginya.
Bersama istri tercintanya, Nawal Nur Arafah, Gus Yasin menyambut kami dengan hangat. Banyak obrolan menarik terjadi antara Gus Yasin bersama Dr Aqua Dwipayana dan CEO Tugu Media Group, Irham Thoriq.
Kami dijamu bak tamu-tamu kenegaraan, namun tetap santai. Bahkan dia menyapa anak-anak dari karyawan yang juga ikut, bahkan sambil mengelus-elus kepala mereka. Sungguh sosok pribadi yang hangat dan menyenangkan.
Dalam kesempatan tersebut, CEO Tugu Media Group menawatkan kepada Gus Yasin untuk terlibat hadir dalam acara Haul Gus Dur ke-12 yang digagas Tugu Media di tahun 2022 mendatang. Sejurus kemudian, Gus Yasin seolah terperanjat.
”Saya ingin sekali hadir langsung, namun saya sudah keduluan bikin janji di tanggal segitu. Tapi saya coba usahakan datang. Paling tidak, saya akan tetap hadir via daring,” kata Gus Yasin.
Mendengar kegiatan ini, Gus Yasin jadi teringat sosok Presiden RI ke-4 itu. Gus Yasin cerita bahwa Bapak Pluralisme Indonesia itu menjadi saksi pernikahan mereka berdua pada 2007 silam hingga kini dikaruniai 3 anak.
Di tengah obrolan, Gus Yasin mengingatkan kami sebagai awak media punya peran besar dalam menggaungkan nilai-nilai toleransi beragama. Kata dia, jangan sampai media terjebak politik identitas sehingga memunculkan fanatisme ekstrim.
”Politik identitas itu baik sepanjang tidak berlebihan,” ujar dia.
Di tengah politik identitas yang semakin keruh akhir-akhir ini, beruntung muncul duet nasionalis religius dari Semarang. Mereka adalah Gus Yasin dan Ganjar Pranowo. Kiprah keduanya cukup memberi warna dalam dunia politik saat ini.
Tak terasa, obrolan antara kami sudah berlangsung 1 jam lamanya. Waktunya kami undur diri. Tak lupa, kami mengabadikan momen spesial ini dengan latar belakang lukisan sosok Mbah Moen di ruang tamu.
”Selamat datang dan menikmati Kota semarang. Semoga diberi kelancaran dan keselamatan sampai pulang nanti kembali ke Malang,” pungkasnya.
Selain berwisata, karyawan Tugu Media Group juga melakukan gathering dan sharing untuk mengenal satu sama lain lebih dekat. Tak ketinggalan, ada juga berbagai games seru berhadiah.
Setelah seharian menghabiskan waktu di Jawa Tengah, tim melanjutkan liburan ke Jogja. Di sana tim akan berwisata ke Candi Borobudur, Heha Sky View, dan Malioboro.
Rencananya, tim kami yang berdomisili di Jabodetabek yakni Pemred Tugu Media Group Noercholis MA Basyari dan Redaktur Pelaksana Tugujatim.id, Savero Karamiveta Dwipayana, juga ikut bergabung dengan rombongan. Noercholis bergabung di Semarang, sedangkan Ero bergabung di Yogjakarta.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A