Tugumalang.id – Dalam menulis berita ada dua prinsip sudut pandang yang harus melekat. Prinsip itu adalah penting atau menarik. Hal ini disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Tugu Media Group, Irham Thoriq, saat menjadi narasumber Sort-Course Citizen Journalist yang diadakan Nuvoices dan Komunitas Averroes, pada Sabtu (9/4/2022).
“Ada dua yang menjadi rumus media, penting dan menarik. Keduanya menjadi prinsip yang harus dipegang oleh wartawan agar dalam mengangkat berita tidak asal-asalan,” jelas pria yang akrab disapa Thoriq ini.
Ia menambahkan bahwa yang dimaksud penting ialah berita itu menjadi suatu informasi yang bisa mempengaruhi masyarakat luas sehingga peran pewarta menjadi pembawa kabar karena informasi itu mampu membawa perubahan kepada pembaca.
“Contoh berita penting seperti kenaikan BBM, presiden terpilih, korupsi puluhan miliar, pasar besar yang jadi jantung perekonomian warga terbakar, dan lain-lain,” tambahnya.
Di samping itu, prinsip selanjutnya adalah menarik. Suatu berita bisa dikatakan menarik jika memancing rasa ingin tahu pembaca untuk menuntaskan bacaan setelah baca judul berita. Menurutnya, terkadang berita menarik jarang terjadi atau tidak bisa terulang dua kali.
“Seperti contoh Presiden Jokowi pakai sarung ketika perayaan tahun baru di Raja Ampat atau seperti anggota DPRD di rapat paripurna memprotes wali kota yang sering terlambat. Contoh lagi, semisal ada sosialita yang untuk perawatan wajah perlu ke Singapura. Ini tidak penting bagi pembaca, tapi menarik,” tambahnya.
Meski demikian, dirinya tidak membatasi pewarta untuk melaporkan kegiatan yang di luar prinsip itu. Seperti halnya kegiatan rutin NU, bakti sosial, dan lain-lain.
“Sesekali publikasi kegiatan itu perlu, namun jika terus menerus akan monoton. Pembaca akan cepat merasa bosan dengan sudut pandang yang tidak menarik dan penting untuk dibaca,” jelasnya.
Ia lalu mencontohkan saat dirinya memberitakan peserta Pelatihan Kader Lanjut (PKL) PMII Kota Malang yang hanya membawa uang Rp 140 ribu untuk mengikuti pelatihan. Padahal, ia datang dari luar pulau Jawa dan harus membayar transport serta uang makan secara mandiri.
“Jika saya menulis tentang isi kegiatan PKL-nya kan sudah banyak orang tau dan mungkin sudah biasa. Tapi jika kita angkat sisi menarik dari perjuangan peserta untuk ikut kegiatan itu, justru menarik,” ujar alumni Universitas Islam Negeri Malang ini.
Tidak hanya itu, peserta juga dibekali tips agar mampu menulis lebih efektif dan terhindar dari writer’s block atau kebingungan saat akan mengambil sudut pandang.
“Caranya hanya satu yakni memulai karena menulis itu sejatinya seperti orang naik sepeda yakni kita terjatuh, bangun, kayuh lagi, terjatuh, bangun, dan kayuh lagi, begitu seterusnya. Penulis yang bagus adalah pembaca yang bagus juga. Entah apapun itu jenis tulisannya seperti laporan jurnalistik, esai, atau karya sastra. Ketika kita menulis tapi jarang membaca, kita hanya akan menghasilkan satu bongkahan karya kosong,” tegasnya.
Pelatihan Jurnalistik yang dikemas dengan Sort-Course Citizen Journalist telah dilaksanakan untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya, materi berisikan tentang Jurnalistik Dasar dan Cara Reportase diisi oleh General Manager Jatim Times Network, Ahmad Heryanto.
Dilaksanakan di kantor Averroes, kegiatan ini melibatkan 16 peserta yang sudah terseleksi. Mereka mendapatkan materi seputar jurnalistik selama lima kali pertemuan dengan tiga kali penugasan RTL setiap minggunya selama bulan Ramadhan.(lik)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id