MALANG – Hasil pengusutan fakta dan penyebab tragedi Kanjurhan pada Sabtu (1/10/22) yang menyebabkan meninggalnya 131 orang kini ditunggu oleh banyak pihak, termasuk para relawan. Salah satu relawan Malang Crisis Center, Dani, menyatakan harapannya pada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang diketuai oleh Menko Polhukam, Mahfud MD.
“Harapan saya untuk pencari fakta, mohon diungkap sebenar-benarnya. Apa yang menjadi penyebab kejadian di Stadion Kanjuruhan ini. Harus transparan,” tegas pria yang juga relawan dari Es Teh Hangat ini.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pemerintah membentuk tim pencari fakta dengan tujuan dapat mengungkap penyebab Tragedi Kanjuruhan secara transparan. TGIPF terdiri dari beberapa kalangan, mulai dari pemerintah, akademisi, jurnalis, pemerhati sepakbola hingga mantan pemain. Berikut anggotanya.
1. Menko Polhukam Mahfud MD (Ketua)
2. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, (Wakil Ketua)
3. Nur Rochmad, Mantan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum /Mantan Deputi III Kemenko Polhukam (Sekretaris)
4. Rhenald Kasali Akademisi dari Universitas Indonesia (Anggota)
5. Sumaryanto, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (Anggota)
6. Akmal Marhali, Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer (Anggota)
7. Anton Sanjoyo, Jurnalis Olahraga (Anggota)
8. Nugroho Setiawan, Mantan Pengurus PSSI dengan lisensi dari FIFA (Anggota)
9. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Anggota)
10. Mayjen TNI (Purn) Suwarno, Wakil Ketua Umum 1 KONI (Anggota)
11. Irjen Pol (Purn) Sri Handayani, Mantan Wakapolda Kalimantan Barat (Anggota)
12. Laode M. Syarif, Kemitraan/Mantan pimpinan KPK (Anggota)
13. Kurniawan Dwi Yulianto Mantan pemain Tim Nasional Sepak Bola/Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (Anggota)
Lebih lanjut, Dani juga menitipkan harapan pada pemerintah. “Dari sisi relawan, harapan kami segera usut tuntas kejadian di Kanjuruhan. Kedua, pemerintah harus memikirkan tanggung jawab untuk keluarga korban”, tambahnya.
Relawan Ambulan se-Malang Raya Dikerahkan
Insiden Kanjuruhan tentu mengejutkan banyak pihak yang baru mendengar kabar duka itu pada Minggu pagi. Dani yang menjadi bagian dari relawan baru mengetahui ada ratusan jenazah yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan melalui grup WhatsApp.
“Saya pas kejadian di Jombang. Baru tahu paginya dari grup WA,” jelasnya.
Dani menuturkan jika ia diminta untuk membantu mengirim jenazah dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar ke rumah duka.
Dani menjelaskan jika terdapat 82 ambulans yang terdaftar di Kota Malang. Semua ambulan dikerahkan usai kejadian. “Jadi semua dari komunitas turun. Kemarin kita bersepakat mengatasnamakan ambulan Malang raya,” sambungnya.
“Dari Es Teh Hangat ada 2 ambulans. Kita diminta bantu 27 jenazah di Saiful Anwar,” tuturnya. Selain itu, Dani dan relawan lain juga membantu keluarga yang mulai berdatangan ke rumah sakit untuk menemukan foto anaknya dan membawa keluarga korban ke ruang jenazah.
Jokowi Beri Deadline TGIPF Kurang dari Sebulan
Dalam pidatonya setelah menjenguk korban tragedi Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Presiden Jokowi memberi tenggat waktu kurang dari sebulan.
“Melalui Menko Polhukam selama satu bulan, tapi saya minta secepatnya (selesai). Ini semua tim independen (TGIPF) yang akan melihat,” terang Jokowi.
Presiden berharap tim ini nantinya segera bisa menyelesaikan tugasnya. Sehingga, publik bisa tahu betul penyebab utama dari tragedi tanggal 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang.
Dalam konferensi pers yang digelar di Polresta Malang Kota, Kamis malam (6/10/2022), Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengumumkan penetapan 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan. Daftar tersangka ialah Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Kabag Ops Plolres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Yon Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A