Tugumalang.id – Rencana Bupati Malang, Muhammad Sanusi, untuk mendirikan pabrik kelapa sawit dan penggalakkan tanaman kelapa sawit di Malang Selatan terus mendapatkan protes.
Kali ini, protes datang dari warga dan aktivis lingkungan yang ada di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Mereka menilai, sawit adalah tanaman yang memiliki dampak lingkungan yang serius karena mengancam sumber mata air dan kesuburan tanah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk protes, mereka beramai-ramai mencabut tanaman sawit yang ada di kebun-kebun mereka dan menggantinya dengan berbagai tanaman buah.
Founder Lembaga Konservasi Sahabat Alam Indonesia, Andik Syarifuddin, mengatakan bahwa pemerintah harus memikirkan ulang terkait rencana penggalakkan tanaman kelapa sawit.
“Setiap kebijakan yang diambil harus berdasarkan realitas yang ada dan bukan berdasarkan perjanjian dan kebijakan di atas kertas,” ucapnya, pada Minggu (04/04/2021).
Dia menilai, kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tidak memiliki keberpihakan pada kelestarian lingkungan. “Sebuah kebijakan (harus) berpihak kepada kelestarian lingkungan agar memiliki nilai manfaat untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan,” tegasnya.
Andik mengatakan, dia akan mendukung kebijakan pemerintah jika sifatnya menunjang konservasi alam, tapi dia akan mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengancam flora dan fauna.
“Jika sebuah kebijakan memberikan dampak yang bagus maka akan kita dukung, namun jika sebaliknya maka akan kita kritisi dan berikan solusi. Dan rencana pembangunan pabrik sawit dengan pemenuhan lahan seluas 60 hektare hanya akan menambah bencana ekologis yang baru,” ungkapnya.
Dia mengatakan, Kabupaten Malang memiliki potensi-potensi yang lebih menjanjikan dari tanaman-tanaman lain yang lebih ramah terhadap lingkungan.
“Pemerintah bisa menguatkan fasilitas-fasilitas sektor industri pariwisata dan kelautan. Penguatan dan pembangunan tersebut akan lebih ramah lingkungan sehingga membawa peningkatan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti