Tugumalang.id – Kampung Budaya Polowijen di Kota Malang menjadi salah satu destinasi pariwisata yang terkena imbas pandemi COVID-19. Namun, hal itu tak menghalangi para penggiat seni di sana untuk tetap produktif
Pengurus Kampung Budaya Polowijen, Iyas menjelaskan bahwa di Kampung Budaya Polowijen tetap ada kegiatan meski sedang transisi akibat pandemi COVID-19.
“Kita tetap ada kegiatan seperti membatik, membuat topeng, dan melukis. Biasanya membatik itu dilakukan hari Minggu, biasanya anak anak sekolah datang ke sini,” ucap Iyas, pada Minggu (10/4/2022).

Iyas juga mengatakan bahwa jika ada yang berkeinginan mengadakan kegiatan seperti membatik, maka dia akan mencarikan tempat yang terbaik dan juga orang terbaik untuk bisa hadir pada kegiatan tersebut.
“Siapa yang mau datang ke sini belajar membatik itu gratis, bahkan kalau mau kita carikan tempat dan orang-orang yang terkenal (kualitasnya) kita datangkan,” ujarnya.
Terkait kondisi keuangan Kampung Budaya Polowijen, Iyas membeberkan bahwa dana kas saat pandemi memang memprihantikan, terlebih lagi kas untuk pengelolaan dan perawatan.

“Ya memang jelas pandemi membuat tidak ada pemasukan, dana kas habis untuk pengelolaan dan perawatan. Terlebih lagi ini kampung edukasi, listrik tidak ada biaya subsidi, ada biaya WiFi juga,” bebernya, sembari tertawa.
Dia menyebutkan bahwa untuk masuk ke Kampung Budaya Polowijen tidak dikenakan biaya alias gratis. Sekalipun ada biaya, itu biaya yang murah dan cenderung untuk tur paket grup. “Masuk ke kampung budaya itu gratis, kalau ada yang mengunjungi kita malah senang,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuat beragam kegiatan seperti pertunjukkan dan lomba angklung. “Mungkin kita sekarang ke arah pertunjukkan dan kami juga di sini ada angklung. Ke depannya kita mengusahakan angklung ini misalnya untuk hajatan, juga ada lomba angklung dan mungkin ingin buat festival angklung,” ucapnya.

Perlu diketahui, Kampung Budaya Polowijen digagas oleh Isa Wahyudi atau Ki Demang. Didirikan untuk membangun kembali sejarah asli Polowijen yang terkenal dengan seni kriya dan seni tari. Kini, menjadi salah satu kampung tematik yang sukses di Kota Malang.
Di Kampung Budaya Polowijen juga terdapat situs Sumur Windu yang dipercaya sebagai tempat mandinya Ken Dedes sewaktu gadis dan menjadi cikal bakal Kampung Budaya Polowijen.
Reporter: Vian Nanda
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id