Tugumalang.id – Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kota Malang, Jawa Timur, Gerakan Gugur Gunung untuk bahu membahu memperbaiki dan mempercantik beberapa kampung tematik yang ada di Kota Pelajar ini.
Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang, Isa Wahyudi, mengatakan pasca pandemi Covid-19, beberapa kampung wisata tematik di Kota Malang mulai bangkit, meski satu kampung dengan kampung lain tak sama kondisinya.
Baca juga: Sejarah Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Sentra Industri Kreatif di Kota Malang
“Sebagian besar sudah ramai kunjungan wisatanya, sebagian lainnya masih sepi. Rusaknya sarana prasarana dan spot daya tarik wisata memperparah minat kunjungan pelancong,” kata Isa Wahyudi di Kampung Topeng, Dusun Baran Tlogowaru Kedungkandang, Kota Malang, Ahad (21/05/2023).
Salah satu cara unik yang dilakukan agar kampung wisata tetap cantik di Kota Malang, Forkom Pokdarwis Kota Malang memprakarsai Gerakan Gugur Gunung Sambang Kampung bertema ‘Gotong Royong Bangun Kampung’.
“Ini adalah gerakan mengaktivasi dan membantu membangun kampung tematik Kota Malang agar geliat kewisataan bangkit kembali,” imbuh Isa Wahyudi yang akrab disapa Ki Demang.
Baca Juga: Kampung Warna Warni dan Tridi Kota Malang Dikunjungi Banyak Wisatawan Mancanegara
Ki Demang menambahkan, topeng memang harus ada di setiap sudut jalan, di taman, di gang, di setiap kampung. Pasalnya, topeng itu ikon Malang yang semestinya dirawat bersama.
Hari ini, para pegiat kampung wisata tematik, pekerja sosial masyarakat, komunitas seniman Malang Raya, pegiat topeng Malang, babinsa, babinkamtibmas serta masyarakat sekitar membaur menjadi satu dalam kegiatan donasi topeng di Kampung Topeng, Dusun Baran Tlogowaru Kedungkandang, Kota Malang.
Dalam kesempatan itu, wakil ketua Pokdarwis Kampung Topeng, Suharti, mengapresiasi kehadiran stakeholders seni dan budaya dalam donasi topeng Kampung Topeng.
Suharti menuturkan, kampung Topeng ini dihuni oleh eks-gelandangan pengemis. Agar mereka tidak turun ke jalan lagi, maka lokasinya disulap sebagai tempat edukasi kampung topeng, sehingga terbuka untuk dikunjungi para wisatawan. Dan, tentu saja akan ada perputaran ekonomi di daerah tersebut.
“Mengingat kampung ini butuh perawatan tinggi agar spot wisata bisa tetap dinikmati dan view-nya cocok untuk berswafoto, maka kami mengucapkan terima kasih kepada Pokdarwis Kota Malang yang memprakarsai donasi ini,” katanya.
Hadir dalam gerakan gugur gunung sambang kampung gotong royong bangun kampung, diantaranya perwakilan dari Kampung Budaya Polowijen, Kampung Lampion, Kampung Tempe Sanan, Kampung Kramik Dinoyo, Kampung Kajoetangan Heritage, Kampung Putih.
Hadir pula, dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Malang yang hari ini bertugas mengecat topeng lampion. Sebagian warga dan anak anak setempat mewarna topeng yang terpajang di dinding plegsengan.
Yang tak kalah menarik komunitas Seniman Malang Raya (Semar) juga hadir turut serta dalam memural papan selfi. Hadir pula para pegiat topeng Malang Raya yang turut serta memeriahkan gerakan donasi topeng ini.
“Kalau kampung ini diikonkan sebagai kampung topeng, saya rasa tembok rumah warga bisa dimural topeng semua, kita seniman Malang siap bantu,” kata seniman mural dari Komunitas Semar, Darmaji.
Darmaji dalam kesempatan itu, memural photobooth yang ditemani beberapa seniman Malang yang rencananya akan mengecat ulang topeng besar yang terpajang karena kondisinya sudah kusam.
Pegiat budaya dari Kampung Budaya Polowijen, RA. Danesjvara mengatakan, pihaknya turut berdonasi topeng agar di pajang di kampung topeng.
“Kami siap jika sewaktu-waktu apabila diminta mengajari tari topeng untuk anak-anak kampung ini agar tari topeng tetap lestari,” ujar RA. Danesjvara yang merupakan penari tari topeng dan tari tradisional itu. *
Editor: Herlianto. A