Tugumalang.id – Plengsengan irigasi setinggi 9 meter dengan panjang 50 meter di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang longsor pada Selasa (5/3/2024) lalu. Kini, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat melakukan tinjauan langsung ke lokasi sekaligus untuk mendorong percepatan perbaikan.
Dalam tinjauan itu, Wahyu langsung mengecek progres normalisasi irigasi yang tertimbun material longsoran. Dia juga mengecek area plengsengan longsor yang terpantau juga cukup rawan ambrol kembali.
Baca Juga: Serahkan LKPD TA 2023 Unaudited, Pj Wali Kota Malang Tekankan Transparansi dan Akuntabilitas
Wahyu juga berkomunikasi dengan warga yang rumahnya terdampak longsor atau rawan ambrol. Pendekatan ini untuk menyampaikan imbauan agar warga yang rumahnya terdampak bisa mengungsi untuk sementara waktu.
“Jadi kami minta warga untuk sementara waktu tidak tinggal di sana sampai perbaikan plengsengan selesai,” kata Wahyu, Sabtu (9/3/2024).
Menurutnya, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jatim yang berwenang terhadap irigasi tersebut juga telah mengkaji dampak dan kondisi yang ada. Selanjutnya, plengsengan yang ambrol itu juga akan segera dibangun kembali.
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Tinjau TPA Supit Urang, Evaluasi Instruksi Presiden saat Peresmian
“Kami sudah laporkan ke provinsi, PU SDA Jatim juga sudah turun dan nanti akan membantu untuk (pembangunan) plengsengannya,” kata dia.
Wahyu menyampaikan bahwa plengsengan tersebut juga pernah ambrol 7 tahun yang lalu. Saat itu Wahyu juga meninjau lokasi ketika bertugas sebagai Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang. Dikatakan, saluran irigasi tersebut juga cukup berpengaruh terdadap kelancaran aliran irigasi lahan pertanian di wilayah Kabupaten Malang.
Kini, Wahyu juga menekankan agar warga tak memperbanyak pembangunan permukiman di atas plengsengan irigasi itu. Sebab menurutnya, bangunan yang terlalu dekat dengan sempadan irigasi bisa membebani plengsengan dan berpotensi mudah longsong.
“Tentu bangunan harus punya jarak yang tak terlalu dekat agar plengsengannya kuat. Kita tak ingin penghuninya bahaya,” tuturnya.
Wahyu memproyeksikan proses perbaikan atau pembangunan plengsengan sepanjang 50 meter ini akan rampung dalam 3 bulan kedepan. Sebab selain areanya luas, saat ini Kota Malang juga masih musim penghujan.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno mencatat bahwa plengsengan longsor itu menimbulkan 6 rumah warga dan 1 pos kampling terdampak atau rawan ambrol. Kemudian saluran irigasi sepanjang 50 meter tertutup material longsor dan jaringan listrik beberapa rumah terputus.
“Analisa kami, dikawatirkan ada longsor susulan. Catatan kami memang juga cukup rawan terjadi longsor susulan,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa kondisi tanah di plengsengan yang ambrol itu memang labil. Sehingga plengsengan itu ambrol saat area tersebut diguyur hujan lebat.
Kini, tim dari DPUPR-PKP Kota Malang tengah melakukan normalisasi saluran irigasi yang tertimbun material longsor itu. Proses normalisasi ini diproyeksikan akan rampung dalam 2 hari kedepan.
“Ini progresnya sudah mencapai 50 persen. Harapannya 2 hari kedepan selesai. Karena mobilitasnya juga terbatas,” kata Dandung Djulharjanto, Kepala DPUPR-PKP Kota Malang.
Setelah dilakukan normalisasi, proses selanjutnya adalah perbaikan atau pembangunan kembali plengsengan yang ada di atas saluran irigasi itu. Pembangunannya akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jatim.
“Rekomendasi kami, plengsengannya nanti dibangun dengan bertingkat. Sehingga memiliki kekuatan di setiap tingkatnya,” kata dia.
“Kalau langsung dibangun seperti yang lama akan tetap rawan. Karena kan cukup tinggi juga, 9 meter,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A